PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Edisi bersyukur
Tuhan tak pernah tidur
Maka mengalahlah pada keadaan
Karena tuhan tak pernah tidur
Tegal, Agustus 2016
Mengejamu dengan Abjad
Detik-detik sunyi mulai dihadirkan
Menghayati menjadi ritual yang sakral
Mendektemu dengan langkah-langkah lafal
Menembus dalam wadah kerangka tengkorak
Disatukan, dicari, diteliti, dipahami, dimengerti lewat deretan kata-kata berwujud kalimat
Tempurung kiri mulai mencekam berimbas mencekik
Mendapati detail-detail huruf yang sudah terkenal
Menjamu dengan kekentalan yang didapat pada ruang, diam.
Cukup!
Aku belajar sejak dini
Tapi, mengapa untaian-untaianmu sulit terbaca pada dewasa
Haruskah aku mencumbumu tiap hari, semestinya!
Agar otakku jernih dengan semua ini
Aku pelajar yang butuh kesenangan
Kesenangan akan meraih ilmu
Aku sadar, aku tak taat
Hingga selalu bertanya pada lembaran kertas bernafas soal yang diterima dari guru,ibu.
Tegal, Agustus 2016
Diujung Senja
Terbatas oleh lamunan indah
Membekas . . . .
Melewati gundukan-gundukan harapan
Terampas . . . .
Akankah Dewi Fortuna hadir
Mengubah . . . .
Hanya desiran debu yang setia
Mendekap . . . .
Aku hanya ingin melewati
Aturan waktu hingga ini
Tanpa adanya oktaf
Cukupkah terhenti, akankah berkelanjutan, menghujam ladang ranjau
Oh . . . . Tuhan
Skenariomu tak pernah salah
Pada kehidupan yang tercipta fana
Fatamorgana itu memang ada
Namun, tersisihkan oleh pandangan terbuka
Jejak lekuk pun menjadi lurus
Jalan lurus menjadi bengkok
Bengkok menjadi semakin teratur
Teratur semakin menjadi alur kekacauan
Tegal, Agustus 2016
