Puisi-puisi Agung Sudrajad

Angin, Penyesalan, Hidup dan Mati

Angin, Penyesalan, Hidup dan Mati
Ilustrasi. (Sally Wyatt/travel-painting.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Angin
 
Hari hari kulewati dengan memandangimu
Menyelami setiap tingkahmu
Mendengar alunan suaramu
Mengagumi binar cahaya matamu
   Seiring berjalannya waktu
   Aku tau kau telah menjadi candu
   Menumbuhkan hasrat terdalam hatiku
   Hingga tak dapat kugapai lagi
Ingin rasanya ku panjat harapan itu
Kugapai harapan itu
Dan kupersembahkan kepadamu
Namun aku lebih memilih jalanku
     Kutebang harapan itu
     Kupangkas habis rasa itu
     Kubakar habis rasa itu
     Hingga tak bersisa lagi
Kupilih jalan itu karena aku terlalu pengecut
Karena aku tak sanggup tuk kehilanganmu
Hanya karena satu rasa yang tak berarti untukmu
     Karena aku tak ubahlah angin, yang selalu ada didekatmu
     Bisa menyentuhmu namun tak pernah bisa kau lihat,
     Tak bisa kau rengkuh, 
     Dan rasaku yang tumbuh,
     Bagai badai yang dapat melenyapkanmu.
Aku akan menjadi angin yang akan selalu menjagamu, selalu disisimu, walau tak pernah akan kau lihat.
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri