Puisi-puisi Syafilla Vi Soegito

Masjid Tua Tengah Kota, Keranda, Kuas Kehidupan, Puisi Tak Bertuan, Separuh

Masjid Tua Tengah Kota, Keranda, Kuas Kehidupan, Puisi Tak Bertuan, Separuh
Ilustrasi. (Gustav Klimt/en.wikipedia.org)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Masjid Tua Tengah Kota
 
Masjid tua jadi saksi
Tempatku lantunkan doa
Agar cintaku tetap dangkal
Berakhir musnah dimakan jarak dan waktu
Kau tak sepantasnya mengisi hatiku
Aku pun tak sepatutnya mengisi hatimu
Tuhan sedang menguji
Rosario-mu tak dapat memimpin di atas sajadahku
Meski raut senyummu masih tertancap kuat dalam mataku
Aku sadar kau tak di sini lagi
Kau hanya singgah, kau telah pergi
Jalan lengang tengah malam telah membawamu
Bersama deretan lampu kota, redup layu
Setelah langit torehkan senja
Dan setetes sesak dalam dadaku
Tatkala punggungmu semakin tak terlihat
Kita tak akan berjumpa lagi, bisikku
Kenangan belum seharusnya usai
Namun alam telah mengusaikannya
Biar masih kerangka
Biar kita sama-sama hilang
Setidaknya sempat kurasa kenangan denganmu
Menyisakan butir puisi
Yang selamanya tak akan menjadi bait
Jangan kembalikan ingatmu padaku
Barang sedetik saja
 
(Yogyakarta, 27 April 2016)
 
 
 
Keranda
 
Keranda
Tergeletak kaku, disangga kayu palang
Sisakan hawa dingin tusuk tulang
Bekas hujan, jerit gagak telah lengang
 
Keranda
Selepas peluk bekas bernyawa
Sehabis wadahi  jasad
Pelindung dari hujan jalanan
 
Keranda
Telah singgah ke rumah-rumah
Menjemput sang penumpang
Kini tenang diatas kayu palang
 
Keranda
Patuh pada komando
Duduk menunggu hingga ‘order’ datang
Tak lari dari kewajiban
 
 
Keranda
Penuh misteri
Ke rumah mana ia akan datang nanti
Ke jasad mana ia akan angkut nanti
 
(Yogyakarta, 25 Agustus 2016)
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri