Puisi-puisi Ni Made Rai Sri Artini

Kalender, Pelangi Agustus, Epitaf Indah

Kalender, Pelangi Agustus, Epitaf Indah
ilustrasi. (Leonid Afremov/afremov.com)

PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM

 
 
Kalender
 
Angka-angka berlari tak kenal lelah
mereka tak pernah menyerah pada terik kenyataan atau
 pada liat luka
mereka terlalu kuat untuk sebuah kebingungan dan keheranan yang
terlihat dari kerut dahi - dahi dan uban yang mulai bermunculan sebelum waktunya
mereka tak peduli pada harga bawang dan cabe kian melambung
pada lapar yang melata atau ambisi tahta kekuasaan yang menghiasi berita di koran dan televisi
mereka berlari
tak pernah terdengar derunya
hanya deru nafas kita bertatah lelah
dan peluh di kaki angka
angka angka membawa nasib kita dalam genggamannya
seperti menggenggam tongkat estafet, kita pasrah dalam hangat tangannya
dan bermimpi akan terus berlari bersama keperkasaannya
sampai  suatu saat
ufuk pagi bukan milik kita lagi
dan mentari mengadakan jamuan terakhir
bagi kita yang telah membasuh kaki bumi
hingga menyongsong bendera putih
di garis finish
 
( Tegaljaya, Agustus 2016)
 
 
 
Pelangi Agustus
 
Aku menemukanmu dalam kerangka sunyi
memendar cahaya
membebaskan diri dari akar cadas pucat
membebaskan diri dari legenda kali mati
ke arah lengang pintu moksa
melintasi hitam putih
sedang aku menemukan diriku terpaku pada bongkahan karma
mencari-cari pesanmu di kerucut hari
menghalau asing akar-akar laut yang bersembunyi di bulu pori
tumpukan debu angkara bagai awan lapuk leleh di ujung lidah dan berusaha
menyemayamkan senyum di dada paling degup
Akankah kita bertemu di tanahterjanji ?
memilih kisah kisah yang jauh dari perasan air mata dan bunyi bising beribu suara
mungkin kisah bulan yang setia pada malam atau kisah mentari yang terjaga meniup sepasukan nyeri di kelopak jiwa
mungkin pula pelangi agustus yang bebas dari jelaga
sisa ledakan di waktu lalu
 
( Tegaljaya, Agustus 2016 )
 
 
 
Epitaf Indah
 
Pernah kau berjanji akandatang dalam mimpi
apa pun itu
mimpi-mimpi menggelar episode luka tercerabik serakah
kau datang membawa nyala lilin dikedua matamu
mengaliskan ingatan akan sepasang sayap perkasa yang pernah kumiliki
Kau tayangkan dalam layarnya kisah perpisahan terindah juga pertemuan semu di ufuk rindu
tubuhku bisu pilu dalam gigil
di atas ranjang puisi puisi menggelepar lelah
kau selalu mengetuk pintu kamarku saat buih air mata
berjelaga di riak pupilnya
smarandanamu mengiris telingaku
sebab kau tuntaskan pertemuan dengan duka
suatu saat bertamulah dengan pelita menyalanyala memazmurkan puisi-puisi dari asap cerutumu yang sarat paragraf cinta
bangkitkan aksara lidahku seperti angin sawah yang mengurai rambut kekanak kita
agar epitaf nisanmu indah
melengkungkan aura  kedamaian
karena puisi puisi bangkit menggenapi ruh kita
 
( Tegaljaya, Juli 2016 )
 
 
Ni Made Rai Sri Artini. Akrab dipanggil Rai. Lahir di Kerobokan, tanggal 17 November 1978. Beralamat di Kab. Badung - Bali. Menyukai dunia puisi dan mulai menulis puisi sejak tahun 1993. Puisi-puisi pernah dimuat di Bali Post, Remaja Bali dan beberapa antologi bersama seperti Merangkai damai, Angin yang Menari Di Kepala, Lumbung Puisi  Sastrawan 2015, Ning, dll. Kumpulan puisi tunggal " I Love You" tahun 2012. Juga menulis puisi di media online. Bisa dihubungi via facebook Rai Sri Artini. 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri