PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Biarlah
Biar rinduku serupa layang-layang
Kan ku terbangkan tinggi
Supaya lepas, terhempas
Sampai tersangkut di jendela kamar
Biar aku mengirimimu hujan
Agar terbasuh duka itu
Habis, luruh,
Sampai hatimu kembali utuh
Dan aku kan tetap jadi bayangan
Beriringan berjalan
Bercengkerama bersama ombak dan buih
Kala Bersamamu
Bersama langit
Aku mendapati jeli matamu
Berubah serupa warna-warni
Pelangi di pagi hari
Bersama hujan
Aku mendengar suaramu
Serupa lagu yang meneduhkan
Bersama waktu
Aku memikul rindu serupa
Kemarau yang mencitakan hujan
Juga senja yang menunggu petang
Dan bersamamu
Aku serupa ilalang yang terbang
Melewati padang bunga dan rerumputan
Hanya saat bersamamu
Saat Hari Itu
Adakah kau datang hari itu
Kala aku mencarimu lewat senja biru
Ataukah kau abaikan aku
Bersama angin yang menggunjingku
Dan arak awan yang membenci dukaku
Adakah kau datang hari itu
Menyelusuri tapak jalan berbatu
Ataukah waktu telah berhasil mencuri milikku?
Tanyakan pada tukang balon di persimpangan jalan itu
Dimanakah warna hijau, merah, dan biru?
Semua tinggal kelabu
Tentang Cinta
Dan kau menjelma serupa angin
Tak pernah kulihat
Tak mampu kujamah
Namun kau terus menyiksaku
Dengan rindu dan larat
Dan tiba-tiba saat kau hadir
Semua bergerak-gerak semarak
Lalu saat kau pergi menyingkir
Semua kembali pucat,
Membosankan
Dan aku membiarkan diriku luruh
Serupa daun yang jatuh ke kali
Terus, terus mengalir jauh
Hingga kekasihku yang kan
Membawaku kembali
Janji Untuk Kekasih
Hanya dinding bolong
Dan ubin kasar ini yang mampu kubagi
Tungku kayu dengan jelaganya,
Serta duka di langit-langit kamar
Aku bisa apa kekasihku
Meski habis napasku
Tak kan pernah abu jadi beludru
Pelanduk kan serupa kereta
Maafkanlah lelaki yang malang ini
Aku tak bisa janjikan apa-apa lagi
Aku hanya punya cinta
Itu saja
