PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Aksara Pengukir Rindu
Tak ada masa yang bersedia mengabarkan ketika tiba waktunya daun harus menguning dan jatuh…
Malampun berpaling enggan membisikkan pertanda bahwa pagi merah merona menjadi kenangan sendu penuh nestapa…
Tak ada aksara yang mampu melukiskan kesedihanku yang remuk redam termakan kedukaan…
Tak ada angin yang mampu mengabarkan kerinduanku yang terpekur disudut sanubari…
Bagaimana aku bisa berpaling dan berbesar hati dari kesempatan yang hilang untuk memelukmu lagi dan lagi???
Sebagaimana butiran pasir yang terbentang di pantai, tak terhitung aku merindukan kita, berandai ada dirimu dalam perjuanganku… mengadu tentang rasa sakit dan pincang duniaku tanpa dirimu…
Berselimut khawatir kelabu mungkin aku akan melupakan wajahmu meski selalu kupandangi fotomu…
Bagaimana aku bisa mencacah rindu yang menjalar mengakar???
Sebagaimana kuasanya waktu, aku gemetaran mendapati kuatnya waktu menghapus rasa hangat pelukanmu menjadi ilusi, alunan riang suara tawamu menjadi gaung yang meraung, lekuk senyummmu menjadi serpihan rapuh…
Bagaimana caranya merayu masa yang hilang agar datang kembali mengisi celah diantara kita???
Sebagaimana kuasanya waktu, menyembuhkan luka kehilanganku atas dirimu, begitu pula rasa kenangannya…karena memori tentangmu semakin membias, mungkin aku telah tergilas waktu dan perlahan melupakanmu…
Seberapa jauh kumelangkah, dari langkah tertatih hingga berlari…
Aku tidak pernah takut kelaparan cinta kasihmu…
Bahkan setelah engkau menjadi bintang di langitpun tak kau biarkan aku hidup merangkak dikesusahan…
Yang paling menakutkan bukan kehilangan dirimu…
Saat yang paling menakutkan adalah mengaburnya helai demi helai kenangan tentangmu…
Saat yang paling menyedihkan adalah untuk menemukanmu dalam mimpiku lagi…
Seperti saat ini…saat aku begitu merinduimu…
Ayah…
Dedicated for my beloved daddy