Puisi-puisi Winda Efanur FS

Dendam, Sepiku, Nafas Subuh, Cinta Semalam, Surat dari Seorang Ibu?

Dendam, Sepiku, Nafas Subuh, Cinta Semalam, Surat dari Seorang Ibu?
Ilustrasi. (Iain Andrews/saatchiart.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Dendam 
 
Melihat kembali kematian dari matamu
Keegoisan bayang kau tumpahkan perlahan
Pada aliran darah yang kian mendidih
nurani tercerai-berai dari
Asap kehidupan 
 
Sisa  malam yang kau bisikan 
Kini buta perlahan
Tak ada bintang gemintang bertengger di balkon langit,
Yang ada hanya mata kau terbakar,
 
Laut dan sore, yang dulu menyatu
Membingai indah sayap-sayap senja
Telah patah sayapnya
 
Juga warna sayap senja menghitam
Tersapu mendung,
 
Andai mendung mengundang hujan,
Pasti dia teriakan dendam saat riciknya
 
Mendung dan hujan yang berkawin
Tak habis-habis mengubur kematian
Dalam mata kau,
 
 
 
Sepiku
 
Di sudut sepi, aku menangis dalam kenangan orang lain
Hilang sudah bagian diriku
Aku terhapus. Bahkan dari tepian sepi sekalipun.
 
Seolah warna hitam tercerabut dari bayanganku
Nafas melagu tanpa tempo. Hembusannya berhenti,
 
Sekejap mataku menangkap potret wajahnya
Aku ingin berbisik, sayangnya aku telah terbunuh sepi.
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri