Puisi-puisi Arya Argaseba

Matinya Sejarah, Kota yang Dekil, Kauakui atau Tidak, Manusia Masa Kini, Terlindung Mendung

Matinya Sejarah, Kota yang Dekil, Kauakui atau Tidak, Manusia Masa Kini, Terlindung Mendung
Ilustrasi. (Aceo Art/terapeak.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Matinya Sejarah
 
Truk-truk itu berledakan
Puluhan nyawa berhamburan
Kulit, daging, tulang, dan semuanya terbakar
Bau sangit menyengat langit
Tercium anyir tanah telah penuh darah.
 
Kusaksikan itu tujuh puluhan yang lalu
Saat sekutu memporandakan negeri ini
Karena tanah penuh dengan genangan darah
Sejarah telah melahirkan Indonesia.
 
Waktu ke waktu, peradaban pun berganti
Kini penjajahan terulang lagi
Penjajah dari negeri sendiri
Anak-anak yang memperkosa ibu kandungnya.
 
Balikpapan, 20I6.
 
 
 
Kota yang Dekil
 
Kota ini tumbuh dari percik-percik harapan
Jutaan orang sengaja jajakan keringatnya
Di kantor-kantor, pasar, terminal, dan kolong jembatan.
 
Kota ini tumbuh dari ketiadaan
Lalu berbondong-bondong menodongkan nasib
Yang terampas oleh kegetiran desa
Ketika kita mulai buta.
 
Kota ini tumbuh dari riuh
Jenuhnya pengangguran
Membangkitkan mereka mendatanginya
Memblokade ruang dan persimpangan
Menentukan arahnya masing-masing.
 
Ternyata, kota ini begitu dekil
Banyak orang kerdil, jahil, dan tengil
Banyak tingkah dan usil
Mengotori kota dengan segala dosa.
 
Balikpapan, 20I6.
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri