Puisi-puisi Arif Purnama Putra

Pulang, Buah Dada, Surat Malam, Untuk Teman, Sebuah Persimpangan

Pulang, Buah Dada, Surat Malam, Untuk Teman, Sebuah Persimpangan
Ilustrasi. (Jack Budika/jackbudika.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Pulang
 
Itu adalah jarak, di mana ribuan rindu berputik dan temu belum juga bertandang 
Di dermaga yang mengepul asap-asap kapal, sajakmu dan sajakku tak kunjung berjumpa
Usia menua, kenangan dan janji mulai pisah
Selir-selir waktu mendatangiku, menandatangani perjanjian lupa
Aku tetap memikirkan pulang.
 
Suratmu merapal doa
Menyemai banyak harapan untuk sabar
Aku tetap mengeja bait-baitnya walau keluh mulai bersarang pada dada
Bosan berkecamuk bagaikan umpatan waktu
Kau dan aku saling merangkul angan
Menghayalkan kebahagiaan 
Menyurati Tuhan dengan jabahan-jabahan salat
Tapi tetap berbuah sabar, meski saban hari doa yang kau lafalkan adalah kerinduan
Benar, aku pasti akan pulang.
 
Padang, 2016
 
 
 
Buah Dada
 
Pada dadamu yang mulai mengendor
Ada dua putik keriput, membuai bagaikan lendir-lendir
Di sana aku pernah bergelayut, menikmati kekenyangan yang membuatmu lelah, sampai dinihari aku tetap berada di sana
Itu benar-benar dada yang tangguh, membesarkan lima anak dengan dua buahnya yang sampai sekarang masih ada.
 
Ini hari yang paling kutakutkan, menahan kepalamu dalam keadaan diam tanpa busana
Gemercik air seakan menghentikan bulir air mata, agar tiada bertambah limpah air di tubuhmu
Sekujur tubuhmu terlihat memesona
Masih mulus dan indah lekuk senyum yang tak bergerak di bibirmu
Nadimu diam, kulihat inci demi inci kulitmu semakiin pucat
Aku terus merapalkan doa, biar tak ada kecewa pada ruhmu.
 
Ini tubuh yang dulu bergelayut pada dua buah dadamu
Menahan kepalamu yang lemah dan menulang
Kau akan tenang di nirwana
Dan kelak kita juga akan bersua, tetap sebagai ibu dan anak.
 
Padang, 2016
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri