Puisi-puisi Fajrus Shiddiq

Sepasang Lovebird, Di Piket Nol; Antara Malang-Lumajang, dan 3 Puisi Lainnya

Sepasang Lovebird, Di Piket Nol; Antara Malang-Lumajang, dan 3 Puisi Lainnya
Ilustrasi. (Louise Mead/artistsandillustrators.co.uk)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Sepasang Lovebird
 
Sepasang mataku jadi saksi
Ulur waktu antara datang dan pergi
Betina-betina dalam sangkar silih berganti
Saling dekap dalam dingin malam sunyi
 
Saat pagi kita sama melihat matahari
Menghangatkan diri dari gelisah buasnya hati
Tak bisa kupilih siapa yang datang menemani
Karena demi secangkir biji aku menyanyi
 
Aku lovebird jantan bersiul panjang
Pertanda kemarau di dadaku terkikis hilang
Kau kepadaku dengan berseri-seri datang
Tanpa kutanya dirimu jalang atau lajang
 
Kutatap kedua matamu sedang bersiul
Isyaratkan senyum paruh yang simpul
Ragamu gembira, entah jiwamu terkapar terpukul-pukul
Denganmu, kejantananku perlahan terasah dari tumpul
 
Kau mendekat ciumi sayap-sayapku
Mengembara dalam hayal yang telah lama beku
Dari angin musim yang mengajariku berburu
Dari untaian-untaian doa yang tak pernah menjadi layu
 
Kau bersiul lagi di malam yang larut
Membangunkanku dari mimpi tuan bermuka kusut
Kita sama-sama resah dan takut
Setelah sekian sabit kita lalui dengan cinta terajut
 
Kita akan bersama dan sangkar ini lusuh warnanya
Aku kan tembung tangan-tangan jahil dan kewaswasannya
Melindungimu dari ujung waktu yang menua
Sampai pada akhirnya
 
Malang, 04 Mei 2016
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri