Puisi-puisi Novita Mayrani

Surat sang Penghibur, Surat Rindu Untukmu, Aku tak Ingin Kau Menua, dan 2 Puisi Lainnya

Surat sang Penghibur, Surat Rindu Untukmu, Aku tak Ingin Kau Menua, dan 2 Puisi Lainnya
Ilustrasi. (Drake Avila/theartstack.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Surat sang Penghibur
 
Dentuman alunan musik mengiringiku selalu.
Polesan make up, baju ketat tak terlepas dari diriku.
Dikala sedih aku harus bisa tertawadidepan orang banyak.
Cibiran, cacian, makian, kerap kali muncul menamparku.
Salahkah aku mencari nafkah untuk keluargaku ?
Apakah seorang penghibur selalu dicaci?
Apakah seorang penghibur buruk ?
Dan apakah uang dari seorang penghibur haram ?
Biarkan kedamaian ada pada diriku.
Tuhan , aku hanya meminta satu padamu,
Sisakan satu kebahagiaan ditengah cacian itu.
 
 
 
Surat Rindu Untukmu
 
Dikala cakrawala mengantuk,
Aku terbaring di saung kecil ditengah sawah.
Kutatap deretan bintang-bintang yang indah diatas sana.
Kutak tau persis bagaimana dirimu.
Yang aku tau, wajahmu oval dengan alis tebal.
Kutak tau kau tinggi atau tidak.
Yang aku punya hanyalah selembar photomu yang usang.
Photo yang sedikit membuat rinduku lepas sesaat.
Andai kau tau ayah, aku sungguh rindu denganmu.
Tuhan, aku titip dia bersamamu,
Titip juga surat yang aku tulis untukknya.
 
 
 
Aku tak Ingin Kau Menua
 
Kaki yang dulunya kuat, mengangkat dan membopongku ketika sakit,
Kini perlahan langkah demi langkah itu mulai melemah.
Badan yang dulunya berdiri tegak dan tegar menimang dan menjagaku, 
Kini perlahan lahan mulai membungkuk.
Bahkan kulit yang dulunya begitu kencang dan lembut mengusap kepalaku dikala terlelap,
Kini sedikit demi sedikit mulai kriput dan lemah.
Rambutmupun satu demi satu mulai putih ibu.
Waktu telah merubahmu menjadi wanita tua.
Wanita tua yang penuh kasih sayang.
Wanita tua yang selalu tegar.
Andai aku bisa meminta, aku tak ingin kau menua.
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri