Puisi-puisi Tatang Suryadi

Temanku Karang dan Ombak, Aku Manusia Fakir, dan 3 Puisi Lainnya

Temanku Karang dan Ombak, Aku Manusia Fakir, dan 3 Puisi Lainnya
Ilustrasi. (Datuk Seri Kalimullah Hassan/theedgegalerie.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Temanku Karang dan Ombak
 
Tersapa aku di padi hari 
Mesranya seakan dimanjakan oleh sambutan mereka
Ombak yang mengajakku bermain 
dan karang yang sepertinya ingin bercerita
Ku terima ajakan mereka, bermain dan bercerita. 
 
Wahai ombak, tak lelah kau hampiri
 sang pujaan hati yakni sang pantai
terus datang tuk menganpirinya
 sekalipun terus terhempas kembali ke lautan
Engkau tak menyerah.
 
Juga karang yang tegar berdiri yang tabah hatinya
Yang terkadang kesakitan diterpa ombak
namun kau tak pernah berhenti tuk tetap berdiri
kau tak pernah ingin menepi
Tabahnya engkau.
 
Ajarkan aku tentang itu 
wahai ombak wahai karang
Sebelum ku arungi luasnya samudera
Aku kan pergi mencari kehidupan yang indah kelak nanti
Menghampiri sang pujaan hati, agar hidup sendiri.
 
Garut, 30 Juli 2016
 
 
 
Aku Manusia Fakir
 
Laksana manusia jalang
Yang lama hidupnya terbuang
mungkin harapnya hilang
Tak seorang pun menyayang
 
Kini jantung hilang detaknya
Mataku yang hilang tatapnya
Hidung pun hilang nafasnya
juga bibir hilang akan ucapnya
Begitu hati yang hilang rasanya
 
Hatiku yang bergelandangan
Tanpa sesuap kasih sayang
Namun tak ingin aku mengemis
Biarkan kemarau berkepanjangan
 
Gersang hatiku tak tenang
Tubuh kering hati menulang
cinta yang menghauskanku
Ku telan ludah derita hati
 
Kakiku adalah seorang musafir
Singgah aku di padang pasir
Beratapkan langit beralaskan bumi
Menggelandang dengan sepi
 
Bila datang malam menjelang
Tidurku diselimuti angin malam
Sambil ku bernyanyi mengigil
Akulah itu  manusia fakir
 
Sumedang, 11 Agustus 2016
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri