JAKARTA - Penerima Penghargaan Achmad Bakrie kategori Kesusasteraan, Afrizal Malna, menolak menerima penghargaan ini. Penasihat Komite Penghargaan Achmad Bakrie Rizal Mallarangeng mengatakan penolakan itu bukan persoalan.
"Walaupun Afrizal Malna menolak, tidak menggugurkan penghargaan ini," kata Rizal Mallarangeng saat ditemui di XXI Ballroom Djakarta Theatre, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (20/8/2016).
Rizal menjelaskan apa yang sudah dilakukan Afrizal telah memperkaya kebudayaan bangsa Indonesia. Ia mengatakan pihaknya mengapresiasi dan berharap generasi muda terinspirasi dari karya-karya yang sudah dihasilkan oleh Afrizal.
Bahkan Rizal membandingkan hal ini dengan penghargaan Nobel yang juga pernah ditolak, oleh para penerimanya. Seperti yang dilakukan oleh sastrawan asal Prancis, Jean Paul Sartre. "Ada kontroversi, buat kami tak ada soal."
Hingga Sabtu malam, Afrizal belum dapat dikonfirmasi terkait penolakannya terhadap penghargaan Achmad Bakrie itu.
Sejumlah tokoh pernah menolak menerima penghargaan Achmad Bakrie, seperti Franz Magnis Suseno di kategori Pemikiran Sosial pada 2007. Rizal mengungkapkan meski Afrizal menolak menerima, penghargaannya tak dipindahkan ke orang lain.
Afrizal mendapatkan penghargaan tersebut lantaran dianggap memiliki keberanian membangun arsitektur puisi, dan kegigihannya melakukan penjelajahan puisi Indonesia modern ke dalam kehidupan urban yang keras.
Selain Afrizal, tokoh lain yang penah menolak menerima penghargaan ini adalah Daoed Joesoef dan Sitor Situmorang pada 2007 untuk kategori Pemikiran Sosial dan Kesusasteraan. Seno Gumira Ajidarma juga melakukannya pada 2007, sementara Goenawan Mohamad mengembalikan penghargaan yang ia terima pada 2004 di tahun 2010. (max/tmp)