Puisi-puisi Haryati

Embusan Kematian, Kotak Kehidupan, Syair Kerinduan

Embusan Kematian, Kotak Kehidupan, Syair Kerinduan
Ilustrasi. (John Greig/greigsart.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Embusan Kematian
 
Semilir angin dingin menggigit
Menusuk masuk merajam kulit
Seluruh tubuh bergetar hebat
Tak kuasa menahan sakit teramat sangat
 
Mata terbelalak menatap nanar
Seruan-seruan tak lagi didengar
Napas tipis tersendat-sendat
Pertanda ajal semakin dekat
 
 
 
Kotak Kehidupan
 
Tangan itu kurus bergetar
Di bawah langit yang berpendar
Ia melangkah kecil tertatih
Bibir tipis bergetar lirih
 
Tubuh ringkih tak berdaya
Mengangkat beban tak kuasa
Lampu merah tujuannya
Penguasa jalan sasarannya
 
Dia pasang wajah ceria
Menawarkan apa yang ada
Tak ada raut mengeluh
Meski keringat terus meluruh
 
 
 
Syair Kerinduan
 
Malam ini aku termenung
Meratap diri yang terkungkung
Belenggu jiwa mengikatku
Membatasi setiap imajiku
 
Aku meraung dalam hening
Hatiku meranggas semakin kering
Aku kecewa pada diri yang terlena
Bodohnya aku terbuai indah dunia
 
Ah, betapa aku rindu Tuhan
Kasih-Mu yang tak pernah ku hiraukan
Kulantunkan syair kerinduan
Untuk-Mu yang sempat aku lupakan
 
 
 
Haryati, lahir di Subang, 10 Juni 1996. Bertempat tinggal di Dusun Jatimulya Desa Jatimulya Rt/Rw 15/05 Kecamatan Compreng Kabupaten Subang Jawa Barat. Seorang mahasiswi Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia di salah satu universitas di Kota Cirebon.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri