Puisi-puisi Mutakim

Tak Mundur, Akulah sang Pengarung Altar, Mati Terhormat

Tak Mundur, Akulah sang Pengarung Altar, Mati Terhormat
Ilustrasi. (rebloggy.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Tak Mundur
 
Ku suarakan orasi keadilan
Berkobar dibawah tangisan gelandangan
Mencari sesuap nasi
Untuk makan anak dan istri
Mengapa mereka begini?
Mungkin sepoi awan tahu jawabannya
Disini kutancapkan
Gemuruh gong-gong kearifan
Tak mundur walau sejengkal langkah
Demi nurani dan amanah
Diantara darah dan menyerah
Telah jelas mana yang ku suka
Tak gentar ku pada seribu pedang
Sebab nyanyianku adalah kebenaran
Tak mengapa
Jika mati dalam juang pesakitan
Hidup tak ada guna
Bilamana tumbuh subur kebiadaban
 
Wonosobo, 31 Januari 2016
 
 
 
Akulah sang Pengarung Altar
 
Disini masih ku menatapmu
Semampu mata tajam memandang
Jangan kau hakimi
Ombak kasih tak bersalah
Melambai tahta singgasana hati
Terkhusus gadis kecil laksana dewi
Akulah Arjuna yang kau cari
Seutas tali selendangmu yang hilang
Cintaku adalah keikhlasan
Rintik hujan dalam kemarau panjang
Jangan kau patahkan
Satu arang tak pernah lapuk atau mengusang
Jika kau tanyakan hartaku?
Cintaku adalah kemewahanku
Semerbak mawar di kuil tua
Harapanku tak lekang zaman
Jangan kau matikan
Angan pujangga dimabuk rindu
Tak boleh kau ucapakan
Sepatah kata isyarat penolakan
Mari bekicau riang
Berlaga dengan sejuta elang
Akulah sang pengarung altar
Insan penakluk mahkota emasmu
 
Temanggung, 2 Agustus 2016
 
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri