Cerpen Ajeng Maharani

Puan dan Wajah-wajah yang Menghilang

Puan dan Wajah-wajah yang Menghilang
Ilustrasi. (saatchiart.com)
•1•
 
Pada kenyataannya, Puan sedang tidak mengada-ada ketika bertanya tentang orang-orang tanpa wajah yang lalu-lalang di hadapannya. Bocah itu merasa, sesuatu mungkin tengah mempermainkan dirinya sejak beberapa hari lalu, saat ia menemukan seorang lelaki tua di dalam sebuah mobil. Ia merasa semakin bodoh memikirkan itu semua. Ia masih belajar tentang perkalian dan pembagian di sekolahnya, hingga suatu siang ibunya berkata: lupakan sekolahmu, Nak, bantu Ibu cari duit.
 
Semenjak bapaknya meninggal akibat radang paru-paru—lelaki itu terlalu sering muntah darah tetapi tidak pernah mampu membeli obat untuk membunuh penderitaannya—di suatu malam yang menghirukkan segalanya, ibunya menjadi penjual rempeyek keliling, sambil menggendong bocah di ketiak, sedangkan Puan menjadi pengemis kecil yang lincah. Kawan-kawan menyukai Puan yang ceria. Puan yang tidak pernah mengeluh. Puan yang mau membagi recehnya pada pengemis kecil lain yang hari itu tidak seberuntung dirinya. Tapi sejak bocah sepuluh tahun itu bertemu dengan lelaki tua di dalam sebuah mobil, ia menjadi seorang pemurung yang handal. 
 
Lelaki tua itu tidak memiliki wajah. Dia duduk di kursi penumpang, mengenakan kemeja biru dan jas hitam yang terlihat mahal. Dia sedang menekuni sosok Puan, yang berdiri mengulurkan tangan dari balik kaca. Ketika itu, Puan tidak sedikit pun berteriak ketakutan (walaupun wajahnya pucat dan mata membelalang). Ia hanya memekik sebentar—suaranya lirih dan tercekat di tenggorokan—lalu mundur perlahan dengan kaki-kaki gemetaran. 
 
Awalnya, Puan hanya melihat seorang itu saja. Bocah itu tidak menemukan lagi kejadian serupa. Ia pikir semua hanyalah lelucon, atau sedang salah lihat karena rasa lapar. Tapi dirinya telah salah.
 
Suatu siang yang menyengat, saat matahari pecah di jalanan aspal, Puan bertemu dengan orang serupa lelaki tua di dalam mobil itu. Tapi kali ini Puan tidak terkejut lagi. Ia memandanginya lekat-lekat. Tidak berkedip. Berharap menemukan sesuatu.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri