Cerpen Ken Hanggara

Lari dari Kematian

Lari dari Kematian
Ilustrasi. (fine art america)
TEMAN-temanku sudah mati dan aku berziarah ke sebuah sungai. Mereka tidak jadi tulang belulang atau tanah, melainkan bergumpal kotoran dari perut manusia. Semua temanku mati dengan cara dimasak dan dibumbui di meja, dan kami semua ditakdirkan untuk menunggu kematian dengan cara itu.
 
Aku kabur dua hari lalu dari kerangkengku. Sekarang tidak ada yang memasakku. Aku mencari belas kasihan kepada anak kecil yang buta. Ia tidak akan memasakku, dan aku bisa menjaganya, lalu dia berkata, "Anjing sepertimu boleh juga."
 
Sejak itu kami bersama, dan dia sering mengajakku ke sungai, tempat orang-orang buang hajat. Anak itu sesekali buang hajat di sana, atau menunggu jika ada orang yang berbaik hati memberinya sedekah.
 
Kadang-kadang aku harus sembunyi agar tidak ada yang menangkap dan memukul kepalaku. Jika kepalaku dipukul, aku sekarat dan orang lebih mudah membakar kulitku dan membawaku ke tukang jagal khusus.
 
Aku suka mengaing-ngaing jika ketakutan, dan melolong jika sedih, dan anak buta itu sepertinya paham. Lama-lama kami tidak terlalu sering ke sungai itu. Aku berharap dapat mendoakan teman-temanku yang sudah jadi kotoran itu dari jauh. Aku cuma bisa berdoa, agar mereka yang jadi kotoran itu, yang kemudian jadi santapan para ikan atau mungkin juga kaum kepiting, dapat bersabar. Barangkali suatu hari nanti kami ketemu di surga.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri