PEKANBARU - Suasana kebersamaan dan kekeluargaan begitu terasa saat rombongan kepala daerah dan wakil kepala daerah se-Riau tiba di Bumi Lancang Kuning usai mengikuti retret. Penyambutan yang penuh kehangatan ini berlangsung di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, Sabtu (1/3/2025).
Rombongan yang hadir antara lain Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto, serta para bupati dan wali kota beserta wakilnya dari berbagai kabupaten/kota di Riau, seperti Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Kuantan Singingi, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Pekanbaru, dan Dumai.
Saat tiba, mereka disambut meriah dengan suara kompang dan sorak-sorai warga. Tokoh-tokoh masyarakat Riau juga turut menyambut dengan mengenakan pakaian Melayu lengkap dengan songket dan tanjak.
Penyambutan diawali dengan pertunjukan seni pencak silat, di mana gerakan para pesilat tampak serasi mengikuti irama musik. Setelah itu, rombongan memasuki Balairung LAMR untuk mengikuti prosesi adat tepuk tepung tawar.
Prosesi ini menjadi momen bersejarah bagi LAMR Provinsi Riau, karena untuk pertama kalinya acara tepuk tepung tawar diadakan bagi seluruh kepala daerah dan wakilnya secara bersamaan. Total, ada 24 pemimpin daerah yang mengikuti upacara adat tersebut.
Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, mengungkapkan bahwa acara ini telah lama dinantikan masyarakat.
“Acara ini luar biasa dinantikan masyarakat. Kami sendiri sangat berdebar-debar karena ini pertama kali dilakukan secara khusus, di mana gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta wali kota dan wakil wali kota berkumpul di sini,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa tepuk tepung tawar bukan sekadar seremoni, melainkan simbol kuatnya dukungan masyarakat adat terhadap para pemimpin. Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun dalam budaya Melayu dan memiliki nilai-nilai keislaman yang kental.
“Upacara tepuk tepung tawar adalah tanda persatuan, bagian penting dari masyarakat Melayu sejak abad-abad awal, serta sarat dengan syariat Islam,” jelasnya.
“Pada hakikatnya, kita bukan hanya mengucap syukur dan doa, tetapi juga mendoakan diri kita sendiri. Pertahankan persatuan yang telah terjalin, teruslah bersinergi,” pungkas Datuk Seri Taufik Ikram Jamil.