Pekanbaru - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distankan), terus mewaspadai penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Upaya pencegahan dilakukan melalui vaksinasi dan pengawasan ketat terhadap pergerakan hewan ternak.
Pada Januari 2025, Distankan Pekanbaru telah memvaksinasi sebanyak 575 ekor hewan ternak, termasuk sapi, kerbau, dan kambing, milik warga.
Kepala Distankan Kota Pekanbaru, Muhammad Firdaus, mengatakan vaksinasi ini bertujuan mencegah penyebaran PMK.
“Saat ini, proses vaksinasi masih terus berjalan. Di bulan Januari saja, kami telah memvaksinasi 575 ekor hewan ternak warga,” ujar Firdaus, Jumat (24/1/2025).
Selain vaksinasi, pengawasan terhadap jalur keluar masuk hewan ternak juga diperketat, mengingat kasus PMK telah ditemukan di beberapa kabupaten di Provinsi Riau. "Pengawasan ini penting untuk mencegah penyebaran PMK ke wilayah Pekanbaru," tambahnya.
Firdaus memastikan hingga saat ini belum ditemukan kasus PMK pada hewan ternak di wilayah Pekanbaru.
"Sampai hari ini, belum ada laporan kasus PMK di sini," tegasnya.
Sementara itu, di tingkat provinsi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Riau mengonfirmasi adanya penambahan kasus PMK. Kasus terbaru dilaporkan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dan Indragiri Hilir (Inhil), sementara kasus pertama terdeteksi di Kabupaten Kampar.
"Kasus PMK di Riau sudah tercatat di tiga kabupaten, yaitu Inhu, Inhil, dan Kampar," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPKH Riau, Heri Afrizon, Selasa (21/1).
Berdasarkan data DPKH Riau, total hewan ternak yang terjangkit PMK mencapai 32 ekor. Rinciannya, Inhu memiliki kasus tertinggi dengan 26 ekor, disusul Inhil 4 ekor, dan Kampar 2 ekor. Meski demikian, belum ada laporan hewan ternak yang mati atau harus dipotong paksa akibat PMK.
Upaya pencegahan dan penanganan terus dilakukan untuk menekan penyebaran PMK di Riau. Pemerintah mengimbau masyarakat dan peternak untuk segera melapor jika menemukan gejala PMK pada hewan ternak.
.jpeg)
