Ada Bayi Meninggal di RSUD, DPRD Panggil Manajemen RSUD Purihusada

Ada Bayi Meninggal di RSUD, DPRD Panggil Manajemen RSUD Purihusada
Rapat dengar pendapat yang dipimpin ketua komisi IV, Ardiyanto yang didampingi Herwanisitas bersama
TEMBILAHAN - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Komisi IV Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengelar rapat dengar pendapat bersama pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Purihusada Tembilahan, terkait meninggalnya pasien bayi yang dianggap kelalaian pihak rumah sakit, Senin (18/7/2016).
 
Pada rapat dengar pendapat yang dipimpin ketua komisi IV, Ardiyanto yang didampingi Herwanisitas tersebut direktur RSUD PH Tembilahan menjelaskan meninggalnya pasien bayi yang baru saja dilahirkan dikarenakan sang ibu memiliki riwayat Polihidramnion yakni cairan ketuban yang terlalu banyak.
 
Sementara itu sang buah hati mengalami 'sindrom down' merupakan kelainan genetik yang saat itu kondisinya pasien bayi semakin melemah pasca lahir.
 
Lanjutnya, adanya anggapan pihak rumah sakit mencoba mengulur-ulur waktu operasi kelahiran saat itu dijelaskan dr Irianto hal itu dilakukan karena pasien dianggap belum cukup waktu untuk melahirkan dan pada saat yang bersamaan adanya pasien yang harus didahulukan.
 
"Kita (dokter, red) undur karena ada pasien lain yang harus didahulukan yang lebih gawat, akibat keterbatasan ruang oprasi," jelas Irianto.
 
Lanjutnya lagi, RSUD PH Tembilahan berencana akan membangun ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) khusus perawatan bayi dan anak yang dianggap cukup rentan perawatannya.
 
Sementara itu Ketua Komisi IV Ardianto mengatakan dengan kekurangan ruangan opersi yang dialami RSUD PH Tembilahan tersebut menjadi dilema tersendiri yang nantinya harus ada perbaikan fasilitas pelayanan.
 
"Keterbatasan ruangan operasi itu menjadi dilema kita juga, yang harus kita pikirkan," pungkasnya. (Hadi)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri