Opini, Oleh Rafli Zedong Sitohang, S.Si - Banyak orang tua yang mengkhawatirkan sikap anak-anak yang semakin menyimpang, seperti kurangnya rasa hormat, tanggung jawab, dan disiplin. Terlebih di era modern saat ini, seluruh konten sosial media dari berbagai macam negara dapat diakses tanpa batasan apapun oleh semua generasi.
Tentunya, hal ini dapat menyebabkan kerusakan moral dan karakter peserta didik seperti meningkatnya sikap apatis,kekerasan seksual, pembullyan, Kerusakan Mental, Penurunan rasa hormat dan sebagainya.
Kurikulum merdeka memberikan ruang yang lebih luas bagi sekolah untuk berinovasi dalam meningkatkan pendidikan karakter peserta didik dan mengarahkan mereka untuk senantiasa menjadi pelajar yang memiliki karakter profil pelajar pancasila.
Menurut pandangan saya, menerapkan pendidikan semi militer di tingkat SMA adalah salah satu langkah yang sangat baik untuk memperbaiki karakter peserta didik zaman sekarang. Hal ini sudah terbukti dan saya lihat secara langsung, terdapat perbedaan yang signifikan antara peserta didik di sekolah semi militer dan sekolah regular. Terutama dalam hal kepemimpinan, adab, tanggung jawab, kepedulian, disiplin, manajemen waktu dan manajemen tim dalam berkolaborasi mengerjakan suatu projek.
Beberapa contoh sekolah yang sudah menerapkan pendidikan berbasis semi militer adalah SMA Taruna Pekanbaru, SMA Taruna Nusantara, SMAN Plus Provinsi Riau dan masih banyak lagi. Untuk tingkatan yang lebih tinggi yaitu Akademi Kepolisian, Akademi Militer dan Sekolah Kedinasan. Namun, apakah pendidikan karakter dengan konsep semi militer cocok untuk diimplementasikan dan disandingkan bersamaan dengan kurikulum pendidikan di seluruh indonesia ?
SMA Semi Militer menerapkan pendidikan karakter dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan disiplin dibandingkan sekolah umum. Konsep semi militer di sekolah ini mencakup penerapan disiplin yang ketat, kegiatan fisik yang rutin, dan pembelajaran yang terfokus pada pengembangan moral dan etika.
Saya akan menjabarkan kelebihan pendidikan konsep semi militer yang bisa kita pelajari bersama berdasarkan teori model strategi pembelajaran dan observasi yang saya lakukan sendiri sebagai salah satu tenaga kependidikan bidang creative media di salah satu sekolah semi militer pekanbaru.
Dalam pandangan saya terdapat beberapa Model pembelajaran yang digunakan oleh sekolah semi militer yang mampu membuat peningkatan dalam pembentukan karakter peserta didik, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran berbasis Disiplin dan Kepemimpinan
Menekankan pada struktur, aturan yang ketat, rutinitas yang konsisten, pengembangan keterampilan kepemimpinan, dan kerjasama tim. Implementasi kegiatannya seperti Proyek kelompok, Simulasi kepemimpinan, baris berbaris, upacara bendera, dan latihan fisik.
2. Model Pembelajaran Problem Solving
Mengajak siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah nyata. Impelementasinya dalam bentuk pemberian tugas yang melibatkan pemecahan masalah, studi kasus, dan proyek-proyek yang memerlukan analisis dan solusi.
3. Model Pembelajaran Experiental Learning
Menekankan pembelajaran melalui pengalaman langsung. Siswa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan praktis yang relevan dengan kehidupan nyata seperti kegiatan lapangan, praktik langsung, simulasi, dan proyek-proyek berbasis pengalaman.
4. Model Pembelajaran Kolaboratif
Menekankan pada kerja sama antar siswa dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan bersama. Meningkatkan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan empati antar siswa. Model ini juga mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional. Hal ini sangat sesuai dengan teori Piaget tentang pendekatan kognitif yang menyatakan bahwa belajar merupakan hasil dari pengalaman diri sendiri saat menyelesaikan permasalahan dalam hidupnya, (Paul Suparno, 1997).
Dan sesuai juga dengan teori Operant Conditioning (B.F Skinner) bahwa proses belajar yang menggunakan proses pembentukan perilaku operant bertujuan untuk membentuk sebuah kesadaran manusia untuk menaati suatu aturan tanpa adanya tekanan maupun keterpaksaan. (Arum Dina, 2019).
Terbukti dengan hasil penelitian (Arum Dina, 2019) bahwa kedisiplinan peserta didik dalam menaati tata tertib pada sekolah berpendidikan semi militer di SMKN 1 Jetis Kabupaten Mojokerto memperoleh kategori sangat baik, hal ini berdasarkan hasil angket dengan empat indikator yaitu disiplin waktu, disiplin dalam proses belajar, disiplin dalam kerapian, dan disiplin di lingkungan sekolah.
Sehingga menurut pandangan saya, Implementasi model pembelajaran yang tepat di sekolah semi militer adalah kunci untuk mencapai tujuan pendidikan yang komprehensif. Dengan mengadopsi model pembelajaran berbasis disiplin, kepemimpinan, pemecahan masalah, pengalaman, dan kolaboratif, sekolah semi militer dapat memberikan pendidikan yang seimbang antara pengembangan karakter dan akademis.
Hasilnya adalah siswa yang tidak hanya berprestasi secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat, disiplin, dan mampu memimpin.