BEIJING - Pemerintah Cina secara mengejutkan memberlakukan pembatasan kepada muslim untuk menyambut Ramadan di wilayah bergolak Xinjiang. Anggota Partai Komunis Cina (CPC) diminta untuk tidak berpuasa selama periode itu.
Pembatasan tersebut cukup mengejutkan, setelah sebelumnya pemerintah Cina berjanji untuk membiarkan umat muslim di Xinjiang berpuasa secara damai. Namun pada Senin malam, Cina secara resmi mengeluarkan perintah mencegah perayaan Ramadan dan mengatakan puasa adalah ilegal dan bertentangan dengan prinsip Partai Komunis Cina. Larangan berpuasa itu antara lain diarahkan kepada pejabat pemerintah, siswa dan guru.
"Anggota-anggota partai, pelatih, PNS, pelajar dan anak-anak tidak bisa berpuasa di bulan Ramadan dan tidak dapat mengambil bagian dalam kegiatan keagamaan," tulis AP, mengutip satu pemberitahuan yang ditampilkan di situs resmi kota Korla di tengah Xinjiang.
"Sebuah situs yang dikelola biro pendidikan daerah Shuimogou di ibu kota regional Urumqi menyiarkan pemberitahuan Senin minggu lalu mencegah siswa dan guru-guru dari semua sekolah dari memasuki masjid untuk kegiatan keagamaan 'pada bulan Ramadan," tambah laporan itu, seperti yang dilansir IB Times, Selasa (7/6/2016).
Cina secara keseluruhan memiliki sekitar 20 juta orang Islam dan 13 juta diantaranya adalah Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang. Ramadan turut disambut di wilayah otonom lainnya, provinsi dan kota-kota, termasuk Gansu, Ningxia dan Beijing.
Beberapa tahun belakangan sering terjadi kekerasan etnis di Xinjiang yang menyebabkan banyak pembatasan dikenakan oleh pemerintah. (max/tmp)