Siap-siap! Database Raksasa Panama Papers Akan Dipublikasikan Utuh Hari Ini

Siap-siap! Database Raksasa Panama Papers Akan Dipublikasikan Utuh Hari Ini
Ilustrasi.
JAKARTA - Konsorsium Wartawan Investigatif Internasional (ICIJ) beberapa jam lagi akan segera memublikasikan database raksasa mengenai bagaimana orang-orang terkaya dan paling berkuasa di dunia menyembunyikan harta mereka di luar negeri yang kemudian disebut dengan skandal Panama Papers.
 
Dilansir dari Business Insider, Minggu (8/5/2016), hari ini, tepatnya pada Senin 9 Mei 2016, akan terkuak ke publik, database berisi 200 ribu perusahaan, trust, yayasan dan pengelola dana yang tersambung dengan 21 surga pajak di seluruh dunia, di mana orang-orang terkaya dunia menyembunyikan hartanya agar bisa membayar pajak sekecil mungkin.
 
Penemuan dokumen rahasia yang kemudian disebut invetigasi Panama Papers ini terekspos eksistenisnya di media pada 3 April 2016. Sekira 11 juta dokumen milik firma hukum Panama Mossack Fonseca telah dibocorkan kepada koran Jerman Suddeutsche Zeitung yang kemudian berbagi dengan ICIJ yang beranggotakan 107 organisasi berita dari 78 negara.
 
Organisasi-organisasi berita ini telah meneliti dokumen setebal 28.000 halaman yang juga mengungkapkan pengemplangan pajak skala penuh oleh 340 perusahaan.
 
Skandal ini telah memakan korban dengan mundurnya para pejabat pemerintah seperti Menteri Perindustrian Spanyol Jose Manuel Soria dan Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson.
 
"Dampak Panama Papers sungguh dahsyat," kata ICIJ dalam emailnya kepada media massa di seluruh dunia.
 
Pekan ini, seorang tak dikenal yang berada di balik pembocoran jutaan dokumen ini menerbitkan pernyataan sebanyak 1.800 kata dalam situs ICIJ.
 
Orang ini berkata bahwa "kesetaraan penghasilan" adalah motif dia menerbitkan informasi pajak yang sensitif milik firma hukum Mossack Fonseca itu.
 
Si anonim ini juga menawarkan bantuan kepada pihak berwenang di seluruh dunia untuk membantu penuntutan terhadap para pengemplang pajak yang tercantum dalam Panama Papers, dengan syarat mendapatkan kekebalan hukum.
 
Mossack Fonseca sendiri membantah telah melakukan pelanggaran dan menyebut dirinya korban peretasan. (max/okz)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri