Bangun Pedestrian Hingga Malioboro Ala Pekanbaru

Bangun Pedestrian Hingga Malioboro Ala Pekanbaru
Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT meninjau kawasan pasar Agus Salim yang dijadikan Malioboro Pek
PEMERINTAH Kota (Pemko) Pekanbaru terus melakukan penataan kota. Mulai dari membangun pedestrian hingga membuat Malioboro ala Pekanbaru. Sebagai mana diketahui, Malioboro merupakan ikon kota Yogyakarta. Tak pernah sepi dari pengunjung dan sangat terkenal di seantero negeri karena di jalan ini semua nyaris ada, mulai dari pakaian, makanan, cinderamata dan lain sebagainya.
 
Suasana Malioboro inilah yang kemudian menginspirasi Walikota Pekanbaru, Dr H Firdaus ST MT untuk mengubah wajah pasar Agus Salim yang sejak dulu dikenal 'angker' karena tak pernah bisa ditertibkan dari aktivitias pedagang meskipun diketahui lapak milik pedagang sudah memenuhi badan jalan.
 
Pasar Agus Salim sendiri sebenarnya bukanlah pasar. Sebutan itu muncul begitu saja karena sejak lama selalu padat oleh pedagang yang datang dari berbagai sudut kota. Agus Salim sesungguhnya adalah nama salah satu jalan di kawasan pasar Pusat di kecamatan Pekanbaru Kota.
 
Sejak puluhan tahun silam, jalan itu seperti gang buntu yang tak bisa dilewati kendaraan jenis apapun, karena tertutup padatnya lapak pedagang yang berjualan sejak pagi hingga petang hari.
 
Pemerintah Kota Pekanbaru sendiri sejak puluhan tahun lalu bukan tak pernah mencoba menertibkan. Namun entah bagaimana, pedagang yang kemudian pergi, selalu kembali dan kembali lagi.
 
Cerita sukses itu baru mampu diraih ketika pucuk kepemimpinan Pemko Pekanbaru dipimpin Dr H Firdaus ST MT bersama Ayat Cahyadi Ssi. Mimpi Firdaus untuk mengubah wajah Agus Salim seperti Malioboro di Jogya-pun, disambut suka cita oleh pedagang dan tokoh masyarakat setempat, tanpa ada riak apalagi bentrok fisik antara Satpol PP dan pedagang.
 
Sosialisasi rencana perbaikan Jalan Agus Salim dan relokasi lapak pedagang di kawasan tersebut sudah dilakukan sejak setahun lalu. Karena jalan Agus Salim tersebut akan dijadikan kawasan pasar wisata dan kuliner Pekanbaru.
 
"Jalan dan parit di kawasan tersebut diperbaiki. Perbaikan itu sudah dianggarkan, sudah hampir rampung," kata walikota.
 
Wacana itu, sebutnya, sudah dibahas bahkan dengan ketua Ikatan Keluarga Minang Riau yang menyambut positif langkah tersebut. "Untuk selanjutnya, pemko akan memberikan pembinaan, penataan dan juga sosialisasi kepada pedagang," ujarnya.
 
 
Pemerintah Kota Pekanbaru membangun pedestrian (citywalk) di kawasan Ahmad Yani
 
Pedagang yang selama ini menempati badan Jalan Agus Salim, direlokasi kembali ke dalam Pasar Senapelan. Karena masih banyak tempat di dalam pasar itu lantaran sebelumnya ditinggalkan pedagang yang memilih berjualan di pinggiran hingga menutupi seluruh badan Jalan Agus Salim.
 
"Masih banyak lapak yang kosong di pasar itu (Senapelan). Untuk itu kita minta para pedagang memaksimalkan tempatnya dan tidak berjualan di badan jalan lagi," imbaunya.
 
Walikota berjanji, jika perbaikan jalan itu sudah selesai, para pedagang tetap yang sudah lama berjualan diprioritaskan mendapat tempat berjualan di Malioboro Pekanbaru tersebut. Lapak-lapak didesaint secara  permanen.
 
Dia berharap di kawasan itu nantinya akan tercipta  pasar wisata kuliner seperti di Malioboro Yogyakarta yang menjadi pasar wisata yang bersih dan nyaman. Kawasan itu ditata dengan baik.
 
Kemudian Pasar Inpres yang ada di sekitar kawasan itu juga direvitalisasi. Ruko di sisi kiri dan kanan Pasar Inpres dibeli. Tahun 2013 lalu sudah ada beberapa lahan yang dibayar. Tahun ini akan dibayar lagi dengan luas lahan sekitar 6.000 meter persegi. Di lokasi itu juga dibangun pasar tradisional modern.
 
Pemko Pekanbaru juga telah merancang sejumlah titik kota menjadi kawasan Citywalk sebagai akses menuju Malioboro ala Pekanbaru ini. Langkah pertama yang sudah dilakukan dengan membuat pedestrian serta fasilitas bagi pejalan kaki, yang dimulai dari rumah dinas Walikota Pekanbaru sampai kawasan Jalan Hos Cokroaminoto.
 
Secara simultan, pembangunan Citywalk ini sampai ke Pasar Agus Salim. Pemko melalui Dinas Pasar, Ketua RT/RW, lurah dan camat bersama pedagang juga saling berkoordinasi. Khususnya untuk merapikan kawasan tersebut.
 
Tahap awal, Pemko Pekanbaru telah membangun trotoar pedestrian dari rumah dinas walikota, sampai di depan Gereja Santa Maria, Jalan Ahmad Yani. Pedestrian juga dibuat di sepanjang Jalan Hos Cokroaminoto ke Jalan Sudirman, lalu Jalan Agus Salim-Kopi-Imam Bonjol.
 
Pedagang di sepanjang Jalan Teratai dan Seroja pun menerima baik rencana Pemko. "Mereka (pemilik toko) diperbolehkan berjualan, tapi barang dagangannya jangan dipajang sampai ke luar toko," kata Walikota saat berbincang-bincang di lokasi Citywalk.
 
Dengan pembangunan pedestrian itu, kawasan kota lama akan menjadi tempat yang lebih bersih, sehat dan aman, baik siang maupun malam hari. Alhasil, kawasan-kawasan itu akan menjadi pusat keramaian dan kunjungan masyarakat. (adv/Humas)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri