Jalan Rusak Parah, 16 Desa di Dua Kecamatan Kabupaten Kampar Terisolasi

Jalan Rusak Parah, 16 Desa di Dua Kecamatan Kabupaten Kampar Terisolasi

BANGKINANG - Sebanyak 16 desa di dua kecamatan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau terisolasi akibat jalan utama sepanjang 14 kilometer yang menghubungkan desa tersebut rusak parah setelah dilanda hujan lebat yang melanda wilayah itu dalam beberapa hari terakhir.

"Sekarang kondisinya sama sekali tidak bisa dilewati. Sekalipun bisa lewat hanya bisa menggunakan alat berat seperti eskavator bantuan perusahaan," kata Kepala Desa IV Koto Singkai, Sulaiman dihubungi dari Pekanbaru, Senin (12/11/2018).

Desa IV Koto Singkai merupakan salah satu dari delapan desa yang terisolir akibat jalan berkontur tanah yang rusak parah hingga menjadi seperti bubur tersebut. Desa itu secara administrasi masuk ke dalam Kecamatan Kampar Kiri. Selain delapan desa di Kecamatan Kampar Kiri, juga terdapat delapan desa lainnya di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang bergantung pada satu-satunya akses jalan utama tersebut.

Menurut Sulaiman, sejatinya warga desa telah berupaya meminta bantuan kepada pemerintah setempat dan pemerintah Provinsi Riau untuk segera melakukan pengaspalan jalan tersebut. Namun, berbagai upaya termasuk aksi demonstrasi yang dilakukan berulang kali hingga kini tak kunjung mendapat tanggapan.

Akibat jalan berkontur tanah mineral yang rusak berat itu, Sulaiman mengatakan harga kebutuhan sembilan bahan pokok untuk menopang kebutuhan utama ribuan warga di 16 desa yang terisolasi itu pun menjadi melonjak.

"Kami tak punya pilihan lain. Karena jika harus keluar itu sangat sulit. Motor, mobil tak bisa masuk. Kalaupun bisa harus menggunakan alat berat ataupun mobil truk besar meski tak dijamin bisa melintas," tuturnya.

Selain mengkhawatirkan melonjaknya kebutuhan harga bahan pokok, Sulaiman juga khawatir dengan jaminan kesehatan warganya. Dia mengatakan hingga saat ini tidak ada satupun fasilitas kesehatan seperti puskesmas maupun rumah sakit berdiri di sekitar desa-desa.

Sehingga warganya terpaksa harus keluar dari desa jika ada yang sakit. Sementara kondisi jalan yang tidak bisa dilewati menjadi kekhawatiran tersendiri baginya. "Ambulan masuk susah. Keluar juga susah. Kami warga desa juga tidak punya ambulan sendiri. Jadi kami mohon agar pemerintah bisa memperhatikan kami semua di sini. Yang kita butuhkan hanya akses jalan yang baik. Itu saja, tidak lebih," harapnya.

Persoalan jalan rusak di Kampar Kiri dan Kampar Kiri Hulu terus mencuat setiap tahun, terutama saat musim penghujan tiba. Sulaiman mengatakan dari total 26 kilometer jalan utama desa tersebut, sebagian memang telah diaspal. Namun, sepanjang 14 kilometer lainnya masih dalam kondisi tanah yang pada saat musim hujan tiba dengan mudah akan berubah menjadi tanah lunak seperti bubur.

Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Adi Chandra sebelumnya mengatakan bahwa status sebagian jalan tersebut yang masuk ke dalam kawasan Margastwa Rimbang Baling menjadi alasan pemerintah tak bisa melakukan pembangunan jalan.

Untuk itu, Adi berharap Gubernur Riau dapat menjembatani persoalan tersebut sehingga ribuan warga di 16 desa itu bisa keluar dari isolasi selama puluhan tahun itu.


Berita Lainnya

Index
Galeri