Tasik Nambus, Destinasi Wisata Berpotensi Tinggi untuk Dikembangkan di Meranti

Tasik Nambus, Destinasi Wisata Berpotensi Tinggi untuk Dikembangkan di Meranti

SELATPANJANG - Selaku wilayah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau memang tak memiliki bukit apalagi gunung. Namun, untuk destinasi wisata, kabupaten termuda di Riau ini tak bisa dipandang sebelah mata. Terdapat banyak tasik yang masih perawan dengan dikelilingi hutan yang rimbun.

Setidaknya, ada 11 tasik yang tersebar di 4 kecamatan se Kepulauan Meranti. Dua tasik di Kecamatan Tebingtinggi Barat, Tasik Nambus dan Tasik Penekat. Satu di Kecamatan Tasikputri Puyu, yaitu Tasik Putri Puyu, dan tujuh di Kecamatan Rangsang. Diantaranya, Tasik Air Putih, Tasik Ular, Tasik Lumut, Tasik Gemut, Tasik Anak Penyagun, Tasik Tanjung Meskil, dan Tasik Tempurung.

Khusus untuk Tasik Nambus yang terletak di Desa Darul Takzim, Tebingtinggi Barat, sudah sangat terkenal namanya. Sebab, di sana dijadikan tempat orang mandi safar. Ribuan masyarakat dari berbagai daerah berkumpul setiap hari Rabu, pekan terakhir Bulan Safar, sekedar untuk mandi, membersihkan diri.

Tasik Nambus, selain dikelilingi hutan lindung yang rimbun, juga terdapat pohon bunga bakung di dalamnya. Uniknya, bunga bakung hanya bermunculan ketika Bulan Safar. Sehingga, selain membersihkan badan, pengunjung biasanya memetik bunga bakung dan dibawa pulang.

Meski memiliki potensi wisata yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan, tasik yang masih 'perawan' ini belum banyak mendapat sentuhan pembangunan. Di sana baru ada sebuah dermaga yang dibangun Pemda Kepulauan Meranti. Memiliki beberapa pondok dan hanya ada satu buah sampan di dalamnya.

Jarak Tasik Nambus dari Ibukota Kepulauan Meranti, tidak begitu jauh, lebih kurang 12 kilometer (km). Hanya saja, kendaraan bermotor tak bisa mencapai wilayah tasik. Sekitar 2 km sebelum sampai tasik, jalannya masih menggunakan papan dan sedikit sulit dilintasi ketika musim hujan.

Kondisi ini, telah disampaikan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Tasik Nambus ke Disparpora Kepulauan Meranti. Bahkan, Pokdarwis ini juga mengundang langsung Kabid Pariwisata Indra Yuni SH untuk melihat prosesi mandi safar di sana.

Indra Yuni, ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (9/11/2018) membenarkan telah mendapat kunjungan dari Pokdarwis Tasik Nambus. Ia juga mengaku telah sampai dan menyaksikan langsung keindahan tasik itu.

Diakui Indra, hasil pantauannya di sana, memang Tasik Nambus masih sangat 'perawan'. Tasik Nambus merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hutang rimbun dengan berbagai macam kayu berukuran besar menjadi peneduh bagi pengunjung. Lokasinya juga menarik untuk perkemahan.

"Saya mendapat kunjungan dari Pokdarwis yang mengelola Tasik Nambus. Kata mereka ada destinasi wisata yang bisa dikembangkan. Saya juga diundang untuk hadir di sana," kata Indra Yuni. "Di sisi lain, meski akses ke tasik sedikit sulit, namun animo masyarakat untuk mandi safar di sana sangat tinggi," kata Mantan Kabid Litbang Bappeda Meranti ini lagi.

Dijelaskan Indra, untuk menjadi destinasi wisata, Tasik Nambus harus ada 3a yaitu akses, atraksi (pagelaran seni), dan amenity (fasilitas pendukung). Walau tasik ini belum memiliki faktor pendukung sebagai destinasi wisata, Disparpora tak akan tinggal diam.

Indra Yuni telah berkoordinasi dengan DR M Tartib MSi, anggota DPRD Kepulauan Meranti Dapil Tebingtinggi Barat dalam hal perbaikan akses, infrastruktur jalan menuju tasik. Selain itu, juga akan diusahakan anggaran dana alokasi khusus (DAK) pada tahun 2020 mendatang.

"Sekarang musim penyusunan anggaran sudah berjalan, agak terlambat Pokdarwis itu datang ke kita. Mereka minta dibangunkan jembatan apung," beber Indra Yuni. Indra Yuni juga akan memasukkan festival mandi safar di Tasik Nambus ke dalam kalender iven wisata Kepulauan Meranti. Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk itu, telah disampaikan ke provinsi.

Di tempat terpisah, Anggota Komisi II DPRD Kepulauan Meranti Dapil Meranti III, DR M Tartib MSi berharap pembangunan akses menuju Tasik Nambus menjadi prioritas atau perhatian khusus dari pemerintah. Sebab, setiap tahun ada ribuan warga akan melaksanakan mandi Safar di sana.

Pembangunan fasilitas di tasik, tambah Tartib, harus pula dikerjakan lintas OPD. Perencanaan hingga pembangunan harus terkoneksi antara OPD terkait, agar tujuan menjadikan Tasik Nambus sebagai destinasi wisata bisa secepatnya terwujud sebagaimana diinginkan.

"Apa yang menjadi aset wisata daerah harus ada perlakuan khusus. Ini harus jadi perhatian bersama. Saya akan sampaikan langsung ketika ada rapat kerja dengan OPD terkait," ujar Tartib. Tartib juga menyarankan, untuk akses jalan, tak perlu semenisasi. Cukup dibase pasir batu (Sirtu).


Berita Lainnya

Index
Galeri