Sekjen MDHW: Dalam Konteks Bernegara, Zikir Menjadi Penting

Sekjen MDHW: Dalam Konteks Bernegara, Zikir Menjadi Penting
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Zikir Hubbul Wathon, Hery Haryanto Azumi. (foto: istimewa

JAKARTA - Sejumlah problem kebangsaan diharapkan mendapatkan titik temu penyelesaiannya melalui zikir. Zikir bisa menjadi jalan mengatasi masalah kebangsaan karena zikir merupakan bahasa spiritual, dimana orang masuk ke dalam upaya menyelesaikan persoalan itu dari dalam dirinya sendiri. 

Hal itulah yang menjadi alasan Majelis DZikir Hubbul Wathon (MDHW) menggelar “Zikir Kebangsaan” di Istana Negara, 1 Agustus 2017 mendatang sebagai rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72.  

“Itulah mengapa dalam konteks kehidupan bernegara, zikir menjadi penting,” ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Zikir Hubbul Wathon, Hery Haryanto Azumi, Jumat (28/7/2017). 

Pada kesempatan itu, Hery-sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa persiapan Zikir Kebangsaan semakin matang. Zikir tersebut akan dihadiri setidaknya 2.000 jamaah yang terdiri dari sejumlah kyai sepuh, para tokoh organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, para pejabat negara, seniman, budayawan dan lainnya. 

Kegiatan zikir tersebut mendapat apresiasi dari sejumlah tokoh. Seperti dikemukakan KH Atam Rusyam, Pengasuh Pondok Pesantren Sukamanah Tasikmalaya. Menurutnya, konsep Zikir Kebangsaan itu sangat bagus, apalagi kalau yang diundang semua elemen bangsa. 

Dadi Darmadi, Peneliti Utama Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah juga menyambut baik langkah MDHW menggelar Zikir Kebangsaan. Jebolan Harvard University, Amerika Serikat ini menilai, Zikir Kebangsaan bisa menjadi wadah bagi pengembangan ulama dalam melihat realitas negara. “Dengan begitu sisi positif agama, bisa diterapkan di negara,” tandasnya. (rilis)


Berita Lainnya

Index
Galeri