JAKARTA - Kepergian Dani Alves dari Barcelona ke Juventus akhir musim lalu rupanya masih menyisakan sakit hati bagi pemain asal Brasil tersebut. Ia berpendapat, manajemen Barca tak punya rasa terima kasih terhadap pemain yang telah membantu klub tersebut mendapatkan setiap gelar bergengsi.
Perpisahan itu pula yang dirasakan Alves kala dirinya mengakhiri pengabdiannya di Barcelona dan hijrah ke Turin. Tak ada pelepasan yang menunjukkan bentuk apresiasi dari klub lamanya tersebut.
Tak ada lagi cinta yang diberikan kepada ‘sang kekasih’ meski sebenarnya Alves masih menyayanginya. Perasaan itu pula yang membuatnya muak dan memutuskan pergi.
“Saya sangat suka dicintai dan jika mereka tak lagi menginginkan saya, maka saya harus pergi,” terang Alves. “Selama tiga tahun terakhir (di Barcelona), saya selalu mendengar kabar bahwa Alves akan pergi, tapi manajemen tak pernah mengatakan apapun kepada saya.”
Alves sendiri sudah ikut berberan mempersembahkan tak kurang dari 23 gelar juara yang diboyong ke Stadion Camp Nou, markas Barcelona.
“Mereka (Barcelona) sangat palsu dan tak tahu berterima kasih. Mereka tak respek terhadap saya. Mereka hanya menawarkan perpanjangan kontrak karena hukuman larangan transfer pemain dari FIFA,” cetus pemain 33 tahun itu.
“Ketika saya bermain untuk mereka (Barca) dan menandatangani perpanjangan kontrak, termasuk di dalamnya klausul yang membiarkan saya pergi secara bebas transfer setahun kemudian. Orang-orang yang mengelola Barcelona tak tahu caranya menghargai para pemain mereka.”
Pengurus Barcelona yang saat ini dipimpin Presiden Klub Josep Maria Bartomeu banyak menuai kritik karena kebijakan transfer pemain klub tersebut. Klub belum mau mencari pemain baru di posisi bek sayap kanan yang mumpuni kendati Alves telah pergi.
Andre Gomes yang merupakan rekrutan baru pun disebut-sebut di bawah standar dan bentuk dari perekrutan serampangan yang dilakukan Blaugrana. Kritikan itu kian deras usai Barca dihajar 0-4 oleh Paris Saint Germain di babak 16 besar Liga Champions. (max/cnn)
.jpeg)
