PANGKALANKERINCI - Hingga penghujung akhir tahun 2016, Dinas Kesehatan (Diskes) kabupaten Pelalawan mencatat dan menemukan sebanyak 34 kasus penderita gizi buruk yang terjadi di daerah ini. Sedangkan jika dibanding tahun 2015 lalu sebanyak 26 kasus, jumlah kasus gizi buruk di tahun 2016 ini mengalami peningkatan signifikan.
Dan bahkan ironisnya, kasus gizi buruk yang terbanyak justru berada di Ibukota kabupaten yakni Pangkalan Kerinci dengan jumlah sementara 14 kasus.
"Data dari Januari hingga November 2016 ini, adanya sebanyak 34 kasus gizi buruk yang telah dilakukan penangannya. Meski jumlahnya mengalami peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya (2015,red), namun alhamdulillah seluruh kasus tersebut telah ditangani serta telah mengalami pemulihan pasca dirawat di rumah sakit dan dilakukan pemberian makan tambahan (PMT). Sedangkan kasus ini banyak ditemukan terjadi dikecamatan Pangkalan Kerinci dengan jumlah sebanyak 15 kasus," ujar Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Pelalawan dr Endid R Pratiknyo melalui Kabid Kesehatan Keluarga (Kesga) dr Erizal, Rabu (7/12/2016) di Pangkalankerinci.
Lanjutnya, pada tahun-tahun sebelumnya, kasus penderita gizi buruk ini paling banyak ditemukan dirumah para pegawai perusahaan dengan persentase diatas 75 persen. Namun demikian, setelah pihaknya melakukan kerjasama dengan pihak Disnakertrans Pelalawan, maka kasus gizi buru yang terjadi terhadap anak para karyawan perusahaan mengalami penurunan.
"Jadi, adanya kerjasama kita dengan Disnakertrans, maka perusahaan telah melakukan upaya proaktif untuk membina keluarga karyawannya agar tidak terjadi kasus gizi buruk. Dan pada tahun 2016, kita hanya menemukan sebanyak 7 kasus gizi buruk yang diterjadi terhadap anak karyawan Perusahaan, dimana pada tahun 2015 lalu ditemukan sebanyak 16 kasus. Sedangkan sisa kasus lainnya sebanyak 27 kasus dari jumlah total 34 kasus gizi buruk, ditemukan terjadi oleh anak dari masyarakat umum di Bumi Seiya Sekata ini," sebutnya. (max/mcr)