PEKANBARU - Air Sungai Batang Kuantan di kawasan Tepian Narosa, Kabupaten Kuantan Singingi, kembali jernih setelah sekian lama tercemar akibat aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI). Perubahan kondisi ini disambut antusias masyarakat yang kini ramai memanfaatkan tepian sungai sebagai lokasi wisata harian, terutama pada sore hari.
Pantauan di lapangan menunjukkan ikan-ikan kecil terlihat jelas di antara bebatuan, sementara anak-anak hingga orang dewasa tampak berenang sambil menikmati panorama matahari terbenam di lokasi yang juga menjadi pusat pelaksanaan budaya Pacu Jalur, event budaya terbesar di Riau.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menyampaikan apresiasi kepada Polda Riau atas upaya menjaga kelestarian sungai.
“Sangat luar biasa, patut kita apresiasi kerja Polda Riau ini. Air Sungai Kuantan kembali jernih dan menjadi tempat bermain warga setempat,” ujarnya, Kamis (28/8/2025).
Taufik juga memberikan penghargaan langsung kepada Kapolda Riau, Irjen Pol. Dr. Herry Heryawan, M.Hum.
“Luar biasa Jenderal, sebuah capaian dengan dimensi luas. Akan senantiasa dikenang baik. Insya Allah akan menjadi amal ibadah,” katanya.
Menurutnya, Irjen Herry dikenal sebagai figur Kapolda yang peduli budaya dan lingkungan. Sebelumnya, ia bahkan pernah menyebutnya sebagai “Kapolda Budaya” karena keterlibatannya dalam pelestarian situs sejarah, seperti pemugaran makam Marhum Pekan, pendiri Kota Pekanbaru, serta aksi penanaman pohon.
Pembersihan Sungai Kuantan ini merupakan hasil komitmen Polda Riau dalam memberantas aktivitas PETI yang selama dua dekade merusak ekosistem sungai.
Dari operasi yang digelar, Polda Riau mencatat sebanyak 234 unit dompeng dimusnahkan dari 52 lokasi, dengan 16 orang ditetapkan sebagai tersangka dari tujuh laporan polisi yang masuk.

