RIAUREALITA.COM - Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan, serta Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Indragiri Hilir, mengingatkan dampak buruk stunting yang dapat memengaruhi masa depan anak-anak di daerah tersebut. Kepala Dinas P2KBP3A Inhil, Sirajuddin, mengungkapkan bahwa satu dari lima balita di Inhil mengalami stunting, yang berisiko menghambat perkembangan fisik dan kecerdasan mereka, serta berpotensi mengganggu kesehatan di masa depan.
Sirajuddin menegaskan bahwa stunting adalah masalah serius yang perlu diatasi bersama-sama. Jika tidak segera dilakukan intervensi, impian menjadikan Indonesia sebagai negara yang sehat dan maju pada tahun 2045, tepat 100 tahun setelah kemerdekaan, dapat gagal terwujud.
“Melalui Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021, pemerintah telah menargetkan percepatan penurunan stunting. Namun, untuk mencapai target 14 persen pada 2024, kita membutuhkan kerja keras dan terobosan,” ujar Sirajuddin, seraya menambahkan bahwa waktu yang tersisa untuk mencapai target hanya tinggal satu tahun dua bulan.
Sirajuddin juga menekankan bahwa penurunan prevalensi stunting tidak cukup hanya dengan edukasi atau komitmen pemerintah saja. Keluarga dan masyarakat berperan penting dalam mencegah stunting. “Masyarakat harus memahami apa yang menyebabkan stunting dan bagaimana cara mencegahnya agar mereka bisa berpartisipasi aktif dalam upaya ini,” tutupnya.(advertorial)