Kemesraan Golkar dan Pemerintahan Jokowi Mendapat Sindiran dari Gerindra

Kemesraan Golkar dan Pemerintahan Jokowi Mendapat Sindiran dari Gerindra
Jokowi-Setya Novanto

JAKARTA - Kemesraan Partai Golkar semakin terasa dengan pemerintahan Jokowi-JK. Terlebih, Partai berlambang pohon beringin itu secara tegas menyatakan dukungannya ke pemerintah, bahkan siap mendukung Jokowi sebagai capres 2019 nanti.

Bergabungnya Golkar dalam barisan pendukung pemerintah disebut-sebut sebagai langkah Jokowi mempersiapkan amunisi untuk bertarung pada Pilpres 2019. Hal itu diungkapkan Wakil ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. Dia menilai, dalam dua tahun kepemimpinan Jokowi masih banyak pekerjaan rumah yang perlu belum diselesaikan.

"Hari ini Pak Jokowi jangan mikir maju dulu (Pilpres 2019) tapi memperbaiki perekonomian. Pak Jokowi sudah tidak optimal, keuangan lagi sakit. Pak Jokowi sepertinya rajin, aktivitas beliau belum menghasilkan apa-apa, lebih baik fokus dulu ngurus negara," ujarnya, Rabu (1/6/2016) seperti dilansir merdekacom.

Lanjutnya, Jokowi perlu mencontoh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di mana pada periode pertama pemerintahannya fokus memperbaiki negara. "Kayak SBY fokus dulu ngurusin ekonomi negara dan Pak SBY tidak mengacaukan partai politik, tidak mengadu domba. Tidak ada parpol yang pecah hingga akhir masa jabatannya," jelas Arif.

Dia melihat, saat ini Jokowi sudah tidak lagi identik dengan PDIP sebagai partai yang mengusungnya saat Pilpres 2014. Jokowi justru dianggap lebih dekat dengan Golkar.

"Apalagi Golkar sudah deklarasikan dia akan calonkan Joko Widodo di 2019. Golkar artinya tidak akan koalisi dengan kita. Capres kita tetap. Kita akan dorong apakah akan menghasilkan pasangan yang pas. Apalagi sekarang pemerintah didominasi elit Golkar, Jokowi sudah tidak butuh PDIP, lebih senang dengan Golkar," ungkapnya.

Mengenai calon presiden yang diusung di 2019 nanti, Arief menyebut partainya tengah menjajaki rencana menggandeng PDIP. Rencana itu diawali dengan nostalgia koalisi antara PDIP dan Gerindra di Pilgub DKI 2017.

"Kader kan hanya Sandiaga. Nanti kita rapat kembali di DPP. Kita akan pilih siapa Cagub. Kita lebih firm Sjafrie dengan Djarot. Sudah pas, dari kesukuan juga. Pak Djarot juga wagub, eks bupati. Artinya dari koalisi gubernur ini kita harap bisa koalisi di Pileg dan Pilpres. Sama-sama mempunyai jiwa nasionalisme, partai wong cilik. Kita harap nantinya bisa sampai pilpres," tutup Arief. (das/mdk)


Berita Lainnya

Index
Galeri