PEKANBARU - Selama sepekan belakangan ini, ada delapan warga kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir (Rumpes) terindikasi terkena dampak demam berdarah dengue (DBD). Ini terjadi seiring semakin rutinnya hujan mengguyur Pekanbaru dan sekitar.
Dan saat ini korban DBD di rawat di sejumlah rumah sakit, seperti di RSUD Arifin Achmad, dan juga di rawat di Awal Bros Ahmad Yani, untuk mendapatkan penanganan yang intensif, dan juga di tempat penanganan kesehatan lainnya.
Hal ini disampaikan Anggota DPRD Kota Pekanbaru Aidil Amri SSos, selain mendapat laporan dari warga soal korban yang diindikasikan terkena DBD ini, dia juga langsung mendatangi langsung warga yang terkena DBD itu, dan bahkan dia tak segan-segan menjenguk ke tempat diwarna warganya dirawat.
"Iya, dapat kami sampaikan dalam sepekan ini delapan orang warga kami (limbungan, red) terkena dampak DBD, seiring musim penghujan saat ini," kata Aidil , Senin (4/11).
Dari persoalan ini, dan takut dampaknya semakin meluas, Politisi Demokrat minta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk cepat tanggap menyikapi persoalan yang kini meresahkan warga setempat. Tentunya, dengan mendatangi lokasi yang terindikasi DBD, dan juga mengambil tindakan cepat untuk pencegahan.
"Kita minta Dinas kesehatan untuk cepat tanggap, merespon persoalan DBD ini. Jangan sampai masalah ini terus meluas, ingat! Dinas harus berbuat sesuatu ditengah cuaca penghujan saat ini, semua jadi rawan," ujar Aidil.
Dengan kondisi seperti yang diketahui langsung oleh Aidil ini, dia menyebutkan bahwa saat ini Limbungan disebutnya gawat darurat DBD. "Korbannya ada tiga anak kecil, kita minta dinas mengecek juga kondisi korban, dan harus ada sikap tegas untuk kedepannya," tegasnya.
Diakuinya, dampak DBD ini dikarenakan kondisi lingkungan yang kotor, dan tentu tidak diperhatikan untuk dibersihkan, apalagi DBD ini muncul disaat musim penghujan seperti saat ini, yang banyak menghasilkan genangan air, termasuk juga banyak-banyak sampah yang tidak dibuang pada tempatnya, dan berserakan dilingkungan rumah.
Dengan kondisi ini, Aidil juga menghimbau kepada seluruh perangkat Pemerintahan, mulai dari Camat, Lurah, dan RT/RW untuk kembali menggalakkan budaya gotong royong seperti yang dulu pernah menjadi kebiasaan masyarakat Pekanbaru dalam bersih-bersih lingkungan maupun drainase.
"Peran perangkat pemerintahan, Camat, Lurah, RT/RW sangat kita tunggu dalam upaya kembali menggerakkan gotong royong, ini tidak bisa ditinggalkan harus terus digalakkan, minimal seminggu sekali di hari Sabtu atau Ahad," saran Aidil.
Disebutkan Aidil lagi, banyak selokan atau drainase yang diisi oleh sampah-sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan. "Maka Lurah, RT/RW jangan hanya melihat masalah saja, tapi harus bisa mencari solusi untuk kebersamaan membersihkan lingkungan,* paparnya lagi.
Kondisi dari dampak yang diakibatkan oleh sampah-sampah, lingkungan kotor ini adalah DBD saat hujan. "Lurah harus bisa mengkoordinir, dan semua harus bergerak, RT/RW harus tegas dan jangan hanya menjadi penonton saja," paparnya.
Kepada warga juga diimbau Aidil untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan. "Tidak bisa semua mengandalkan dari Pemko, tapi kita juga harus peduli," saran Aidil.