Siaga Darurat Bencana Asap, Warga Pekanbaru Dilarang Bakar Sampah

Siaga Darurat Bencana Asap, Warga Pekanbaru Dilarang Bakar Sampah

PEKANBARU - Pemerintah Kota Pekanbaru melarang warganya membakar agar tidak memperparah polusi udara yang sudah selama seminggu terakhir tercemar asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Kami minta camat buat edaran untuk warganya tidak boleh membakar dalam mengolah limbah sampah, karena akan menambah asap," kata Sekretaris Daerah Pekanbaru, M Noer usai melakukan rapat penetapan siaga darurat asap di Pekanbaru, Senin (5/8/2019).

M Noer menyatakan dengan kualitas udara Pekanbaru saat ini yang dipenuhi asap, semua pihak harus perduli. Karenanya jangan ada lagi yang menambah asap dengan membakar sampah, apalagi yang dibakar basah, asapnya akan banyak.

Selain itu cuaca yang kering, suhu udara panas bisa memicu kebakaran, apalagi kalau sudah ada yang membakar sampah, ini bisa merembet dan rawan meluas. "Sedang puntung rokok saja bisa memicu kebakaran apalagi sengaja membakar sampah," tutur M Noer

Menurut dia dari laporan BMKG udara Pekanbaru makin hari makin kering sehingga mudah terpicu kebakaran. Udara panas ini masih akan berlangsung hingga Oktober mendatang.

"Kami minta semua camat, lurah bersama-sama memantau warganya, khususnya wilayah pinggiran camat diminta terus berkordinasi dan Babinsa selalu melakukan patroli," ujar Sekda.

Selain larangan membakar, lanjut Sekda Dinas Keseharan juga diminta perlu membuat edaran agar warga memakai masker saat beraktifitas di luar ruangan.

Sedangkan bagi balita agar tidak melakukan aktifitas di luar ruangan. Termasuk peserta didik walau belum di liburkan, pihak sekolah tidak lakukan altifitas belajar di luar ruangan. "Semua ini guna mengantisipasi kesehatan masyarakat sehingga tidak terdampak asap," tuturnya.

Perlu diketahui Pekanbaru sudah ditetapkan status siaga darurat asap, dengan posko layanan di Aula Kantor Damkar Jalan Cempaka.

Sebelumnya data BMKG Pekanbaru, Riau yang berhasil dirangkum antara pada Senin, satelit mencatat pada pukul 06.00 WIB terpantau ada 65 titik panas (hotspot) yang menjadi indikasi awal karhutla di Sumatera. Riau masih mendominasi jumlah titik panas, yakni sebanyak 33 titik.

Titik panas juga terdeteksi di Jambi ada 12 titik, Bangka Belitung 4 titik, Lampung 10 titik, Sumatra Selatan 5 titik, dan Kepulauan Riau satu titik.

Titik panas di Riau paling banyak di Indragiri Hilir (Inhil) ada 14 titik, Siak 10 titik, Kepulauan Meranti 5 titik, dan Indragiri Hulu dan Rokan Hilir masing-masing 2 titik. Dari jumlah tersebut, ada 19 titik api dan paling banyak di Inhil yakni ada 8 titik.


Berita Lainnya

Index
Galeri