Kisah Umar bin Khattab Dibunuh Saat Jadi Imam Shalat Subuh

Kisah Umar bin Khattab Dibunuh Saat Jadi Imam Shalat Subuh

Peristiwa penembakan yang dilakukan teroris terhadap jemaah sholat Jumat di Selandia Baru beberapa waktu lalu masih meninggalkan duka yang amat mendalam, khususnya bagi umat Islam di seluruh dunia. Mereka yang tewas dalam insiden ini dianggap syuhada karena mereka meninggal saat dalam keadaan sholat.

Tragedi ini mengingatkan kita pada peristiwa dibunuhnya khalifah kedua Umar bin Khattab oleh seorang budak Persia. Saat itu Umar tengah mejadi imam sholat subuh sebelum akhirnya budak Persia itu menikam Umar dari belakang hingga beliau terluka sangat parah.

Seperti yang kita ketahui, Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Nabi yang sangat ditakuti oleh kaum Quraisy pada masa awal perkembangan Islam di Mekkah. Beliau memiliki perawakan tinggi, fisik yang kuat dan jago bertarung. Oleh karena itu Umar begitu ditakuti oleh kaum kafir.

Setelah khalifah pertama Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat sekitar tahun 634 M, Umar bin Khattab dipilih untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua. Setelah jadi khalifah, Umar dijuluki Amirul Mu’miniin yang artinya pemimpin orang-orang muslim.

Di masa kepemimpinan Umar, umat Islam berhasil menaklukan kekaisaran terbesar di dunia, yakni Romawi dan Persia. Padahal jumlah pasukan Islam tak sebanyak pasukan Romawi dan Persia. Dari persenjataan dan perlengkapan pun jauh berbeda. Namun sesuai janji Allah, Romawi dan Persia berhasil ditaklukan oleh umat Islam.

Kalahnya Romawi dan Persia membuat Islam semakin menyebar luas hingga mencapai, Mesir, Syria, Palestina, Afrika dan masih banyak daerah lainnya yang berada di bawah kekuasaan Islam. Pada saat itu, Islam benar-benar berjaya.

Meskipun Islam sangat berkuasa, tetap saja Umar sebagai pemimpinnya selalu menunjukkan sikap rendah hati. Beliau sangat disegani rakyatnya karena sangat baik hati, tapi di sisi lain beliau juga sangat tegas pada orang-orang yang berani melanggar aturan Allah.

Umar juga selalu menghormati tamu-tamunya, meskipun tamunya itu adalah musuh Islam. Oleh karena itu Umar sangat disegani oleh pemimpin lain. Bagaimana bisa sang penakluk yang memimpin pasukan paling berani, memiliki sifat yang baik hati dan hidup sederhana seperti ini. Begitulah yang dikatakan pemimpin dari negeri lain.

Namun sebaik apapun Umar, tetap saja ada orang yang membencinya dan bahkan ingin membunuhnya. Dalam ibadah haji terkahirnya, tepatnya pada bulan Dzul Hijjah tahun 23 Hijriah, Umar pernah berdoa bahwa ia ingin diwafatkan dalam keadaan syahid. Allah pun mengabulkan doa Umar.

Suatu ketika, Umar tengah menjadi imam sholat subuh. Saat takbir pertama dan sedang membaca ayat Al-Quran, tiba-tiba seseorang menikamnya dari belakang. Dalam sebuah riwayat Ibnu Abbas, mengisahkan, “Umar ditikam di pagi hari. Yang menikamnya adalah Abu Lu’lu’ah, budak dari Mughirah bin Syu’bah RA.”

Abu Lu’lu’ah adalah seorang pria asal Persia dan dia merupakan seorang majusi. Dia diduga memiliki dendam pada Umur karena telah menaklukan Persia, sehingga ia berhasrat untuk membunuh Umar.

Setelah menusuk Umar dari belakang, Abu Lu’lu’ah kemudian bunuh diri karena ia tak mau dibunuh oleh kaum Muslim. Sementara Umar sempat pingsan dulu dan dia sempat menyampaikan beberapa pesan wasiat kepada para sahabatnya. Tak lama kemudian beliau meninggal. Meninggal dalam keadaan sholat, apalagi meninggalnya karena dibunuh oleh orang lain, maka orang tersebut mati dalam keadaan syahid.


Berita Lainnya

Index
Galeri