Jokowi Naik KRL Dianggap Cuma Untuk Pencitraan untuk Tutupi Kegagalan

Jokowi Naik KRL Dianggap Cuma Untuk Pencitraan untuk Tutupi Kegagalan

JAKARTA - Aksi Presiden Joko Widodo naik Kereta Rel Listrik (KRL) dianggap sebatas pencitraan belaka. Bahkan Jokowi dianggap sedang berusaha menutupi kegagalan-kegagalan selama memimpin negeri ini.

Ketua Umum Benteng Prabowo, Syafti Hidayat bahkan menyebut aksi Jokowi saat hendak pulang ke Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (6/3) lalu itu sebagai pencitraan basi. Dia menduga pencitraan itu sebatas cara Jokowi menutupi kegagalan. Dia yakin cara usang tersebut tidak akan manjur untuk menggaet pemilih di Pilpres 2019.

"Pencitraan basi model begini hanya untuk mengelabui pemilih menjelang pilpres," ketus Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem) ini kepada RMOL.co, Jumat (8/3/2019).

“Hanya untuk menutupi kegagalan Jokowi melaksanakan 66 janji ke rakyat saat kampanye 2014,” sambung Syafti yang turut menjadi pendiri Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP).

Padahal, lanjut pria yang akrab disapa Uchok itu, rakyat sudah paham betul bahwa pencitraan sehebat apapun tak akan mampu mempengaruhi situasi ekonomi yang makin sulit, jumlah utang negara yang kian menggunung, menurunkan harga berbagai kebutuhan, dan menurunkan tarif listrik yang makin "mencekik". 

Untuk itu, diyakininya bahwa aksi tersebut tidak akan mampu mengerek tingkat elektabilitas Jokowi hingga ke puncak kemenangan di ajang pesta rakyat lima tahunan nanti. "Karena rakyat sekarang sudah cerdas tak bisa lagi terpengaruh pencitraan basi,” tegasnya.


Berita Lainnya

Index
Galeri