Djarot Ungkap Ahok Gabung PDIP Setelah Keluar dari Tahanan

Djarot Ungkap Ahok Gabung PDIP Setelah Keluar dari Tahanan

JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat membocorkan langkah politik Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai bebas dari tahanan nanti. Hal ini dilontarkan Djarot usai menemui Ahok di tahanan. Ahok akan segera bergabung dengan partai berlogo banteng moncong putih.

‎”Makanya dia (Ahok) bilang, kalau nanti saya masuk politik, saya akan pasti masuk PDIP,” ujar Djarot di kawasan Sleman, Jawa Tengah, Senin (26/11/2018). Lebih lanjut, Djarot mengatakan dalam pertemuannya tersebut, Ahok berkeinginan supaya pendukungnya bisa memberikan pilihan ke Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin di Pilpres 2019.

Karena menurutnya, Ahok tidak menginginkan pendukungnya atau biasa disebut ‘Ahokers’ untuk golput. Karena PDIP berada di garis terdepan dalam membela dan memperjuangkan Pancasila. ‎”Saya ketemu sama Pak Ahok, dia bilang, Mas tolong pendukung-pendukung kita itu, kalau bisa jangan golput. Kalau bisa pilih Pak Jokowi,” kata Djarot seperti menirukan Ahok.

“Harusnya memilih PDIP. Karena yang berani betul di garis depan, ketika ada yang melawan Pancasila, ketika ada yang menghina seseorang warga negara, mencaci, membenci, dan sebagainya, sebagainya, yang berani paling depan adalah PDIP,” tambahnya.

Sekadar informasi, kalau nanti Ahok memilih PDIP untuk tempat terbarunya. Maka partai yang dimotori oleh Megawati Soekarnoputri adalah kendaraan politik keempat. Pertama pada tahun 2004-2008 Ahok bergabung ke Partai Keadulatan Bangsa Indonesia Baru. Setelah itu pada 2008-2012 mantan Bupati Belitung Timur ini bergabung ke Partai Golongan Karya (Golkar). Kala itu dia terpilih menjadi Anggota Komisi II DPR.

Ingin meraih jenjang yang lebih tinggi menjadi kepala daerah di DKI Jakarta. Ahok pun memutuskan pindah dari Partai Golkar ke Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada 2012-2014.

Namun di 2014 dia memutuskan keluar dari Partai Gerindra. Alasannya karena dia ingin fokus menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pasalnya di 2014 silam kepala daerah perlu menjadi juru kampanye do Pilpres pasangan ‎Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.


Berita Lainnya

Index
Galeri