Jusuf Kalla: Istilah Sontoloyo dan Genderuwo Kampanye Negatif

Jusuf Kalla: Istilah Sontoloyo dan Genderuwo Kampanye Negatif

JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai istilah politikus sontoloyo hingga genderuwo yang dilontarkan Presiden Joko Widodo termasuk bentuk kampanye negatif. Kampanye ini umumnya mengungkapkan kesalahan-kesalahan lawan dan sulit dihindari. 

"Di mana-mana memang begitu. Itu kampanye negatif namanya, you salah, kita ungkap kesalahan. Karena itu jangan berbuat salah, ya salah bicara, salah tindak, macam-macam," ujar JK di kantor wakil presiden, Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Selain kampanye negatif, kata JK, bentuk kampanye lainnya adalah positif dan hitam. Berbeda dengan kampanye hitam yang cenderung fitnah, menurut dia, kampanye negatif merupakan suatu hal yang biasa dan tidak melanggar aturan apapun dalam kontestasi politik.

Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini pun tak mempermasalahkan jika muncul banyak ungkapan maupun gimmick dari masing-masing calon sebelum pilpres tahun depan. 

Sikap itu sebelumnya banyak dikritik sejumlah pihak lantaran dianggap tak substansial. "Ya, ini kan masih lima bulan lagi. Nantilah visi misi (disampaikan) saat debat di TV, bicara program juga di situ," katanya. 

Beberapa waktu belakangan, Jokowi diketahui membuat kejutan untuk publik dengan pernyataan frontal dalam pidatonya.

Saat membagikan sertifikat tanah bagi warga Jakarta Selatan, Selasa (22/10), Jokowi mengingatkan masyarakat akan bahaya politikus sontoloyo. Kata dia, politikus sontoloyo memengaruhi masyarakat dengan isu-isu tak jelas.

Tak berhenti di situ, Jokowi kembali membuat retorika ofensif saat mengunjungi Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11). Kali ini Jokowi memakai istilah politik genderuwo sebagai gaya politik yang hanya menakut-nakuti masyarakat.


Berita Lainnya

Index
Galeri