JAKARTA - Pernyataan polisi sontoloyo dan politik genderuwo yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dinilai sebagai ungkapan yang tidak mendidik. Semua pihak pun diharapkan untuk tidak lagi mengembangkan pernyataan itu.
Politisi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon mengimbau kedua belah pihak, baik itu kubu Jokowi-Ma’ruf maupun Prabowo-Sandi untuk tidak lagi “menggoreng” isu tersebut.
“Saya berharap tidak kita tafsir-tafsir lagi lah, ya sudahlah itu kan sebuah opini ungkapan dari beliau, sudahlah jangan kita kembangkan lagi,” ucap anak buah Megawati Soekarnoputri itu saat ditemui wartawan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).
Tidak hanya soal pernyataan “politisi gendoruwo”, Effendi juga mengimbau kedua belah pihak untuk tidak mengemukakan pernyataan-pernyataan yang tidak substansial di hadapan publik. Sebab hal itu tidak mendidik.
“Dua pihak agar menghindari lah istilah-istilah yang mengundang komentar lain, itu kan tidak mendidik ya. Apalagi di kalangan anak muda seloroh-seloroh yang mungkin diucapkan tidak seperi orang menafsirkan,” tegasnya.
Anak buah Megawati Soekarnoputri ini mengaku lebih setuju kedua belah pihak mengedepankan perdebatan terkait program dan visi-misi pasangan calon. Hal ini demi memberikan informasi positif bagi masyarakat jelang pelaksanaan Pilpres 2019.
“Mari kita melakukan dialog dengan mengedepankan substansi dan program. Ada GBHN-nya si calon-calon, apa paltformnya, golnya apa, kekurangannya apa, apa kebutuhan di 34 provinsi ini, apa kebutuhan sekian ratus juta masyarakat Indonesia ini. Para juru bicara kedua belah pihak juga enggak usah ikutan goreng-goreng topik yang enggak ada produktivitas bangsa ini,” pungkas anggota DPR itu.