Tak Ingin Masuk Neraka? Ikuti 4 Cara untuk Menyelamatkan Diri Ini

Tak Ingin Masuk Neraka? Ikuti 4 Cara untuk Menyelamatkan Diri Ini

Kekafiran jelas akan mengantarkan kita ke dalam api neraka. Oleh sebab itu, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri kita dari jilatan api neraka adalah dengan mempertebal keimanan dan keyakinan kepada Allah subhanahu wa ta’la dan dengan mengerjakan amal perbuatan yang baik. Dan kita, sebagai Muslim, harus senantiasa berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar terbebas dari api neraka:

“(Yaitu) orang-orang yang berdo’a: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (Qs. Ali Imran[3]: 16)

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (Qs. Ali Imran[3]: 191-194)

Banyak hadits yang menerangkan hal ini secara rinci dan menerangkan amal perbuatan yang dapat menyelamatkan kita dari api neraka, di antaranya adalah:

1. Kecintaan Kepada Allah

Rasa cinta kepada Allah subhanahu wa ta’ala dapat menyelamatkan kita dari neraka. Dalam buku al-Hakim, al-Mustadrak, dan dalam buku Ahmad, al-Musnad, ada sebuah hadits dari Anas ibn Malik yang menyatakan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah melemparkan orang yang dicintai-Nya ke dalam neraka.” [1]

2. Berpuasa

Berpuasa juga dapat menyelamatkan kita dari neraka, sebagaimana diriwayatkan Ahmad dalam al-Musnad dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman, dengan sebuah sanad hasan dari Jabir ibn Abdullah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Puasa dapat menjadi perisai bagi seseorang untuk melindungi dirinya dari api neraka.” [2]

Dalam Syu’ab al-Iman, al-Baihaqi meriwayatkan dari ‘Utsman ibn Abi al-‘Ash bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Puasa adalah perisai terhadap hukuman Allah subhanahu wa ta’ala.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa’i, Ibn Majah, dan Ibn Khuzaymah, dan sanadnya sahih. [3]

Jika puasa dilaksanakan ketika jihad terhadap musuh, maka hal itu merupakan suatu kemenangan besar, sebagaimana disabdakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dalam hadits dari Abu Sa’id al-Khudri, “Barangsiapa berpuasa satu hari dalam keadaan berjihad demi Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan menjauhkannya dari api neraka sejarak tujuh puluh tahun.” (H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan an-Nasa’i) [4]

3. Rasa Takut Kepada Allah dan Jihad

Cara lain untuk menyelamatkan diri kita dari api neraka adalah takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berjihad demi Dia: “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya, ada dua surga.” (Qs. Ar-Rahman[55]: 46)

Tirmidzi dan an-Nasa’i meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Tidak seorang pun yang menangis kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena takut masuk neraka, kecuali kalau air susu masuk kembali ke dalam payudara—maksudnya, tidak akan pernah—dan seseorang tidak akan memperoleh kedua-duanya: debu dari perang karena Allah subhanahu wa ta’ala dan asap dari api neraka.” [5]

Bukhari meriwayatkan dari Abu ‘Abs bahwa Rasulullah bersabda, “Kedua kaki yang berdebu karena berjuang di jalan Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan disentuh oleh api neraka.” [6]

Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Seorang yang kafir dan orang yang membunuhnya tidak akan pernah bertemu di dalam neraka.” [7]

4. Berdo’a Memohon Perlindungan Kepada Allah dari Neraka

Kita dapat juga terlindung dari api neraka dengan mencari perlindungan dari Allah subhanahu wa ta’ala: “Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahanam dari kami, azabnya itu sungguh kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya jahanam itu seburuk-buruknya tempat menetap dan tempat kediaman.’” (Qs. Al-Furqan[25]: 65-66)

Ahmad, Ibn Majah, Ibn Hibban, dan al-Hakim meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Anas bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Tidak ada yang memohon surga kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebanyak tiga kali melainkan surga akan berkata, ‘Ya Allah subhanahu wa ta’ala, masukkanlah dia ke dalam surga.’ Dan tidak ada seorang Muslim yang meminta perlindungan kepada Allah dari neraka sebanyak tiga kali melainkan neraka akan berkata, ‘Ya Allah, selamatkanlah dia dariku!’” [8]

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam sedang berbicara dengan para Sahabat tentang para malaikat yang sedang berdzikir, beliau bersabda: “Allah subhanahu wa ta’ala bertanya kepada mereka, dan Dialah yang paling tahu, ‘Mereka minta perlindungan dari apa?’ Mereka (para malaikat) menjawab, ‘Dari api neraka.’ Dia bertanya lagi, ‘Apakah mereka pernah melihatnya?’ Mereka menjawab, ‘Belum, mereka belum melihatnya.’ Dia berfirman, ‘Bagaimana jadinya sekiranya mereka telah melihatnya?’ Mereka berkata, ‘Mereka akan merasa lebih takut dan ingin lari darinya.’ Dia berfirman, ‘Bersaksilah bahwa Aku telah memaafkan mereka!’” [9]

Referensi: Al-Asyqar, ‘Umar Sulaiman (2001). Surga dan Neraka. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

[1] Hadits sahih. Lihat Shahih al-Jami’; VI, hal. 104
[2] Shahih al-Jami’; IV, hal. 114
[3] Ibid, III, hal.. 264
[4] Ibid, V, hal. 310
[5] Misykat al-Mashabih, II, hal. 356, hadits no. 3828. Menurut pensyarahnya, sanad hadits ini sahih.
[6] Ibid, hal. 349, hadits no. 3794
[7] Ibid, hal. 349, hadits no. 3795
[8] Shahih al-Jami’, V, hal. 145, no. 5506
[9] Ibid, II, hal. 233, no. 2169. Hadits ini berasal dari Bukhari, Muslim, dan Ahmad


Berita Lainnya

Index
Galeri