Rencana Diluncurkan Bulan Ini, Jokowi Buka-Bukaan Soal Mobil Esemka

Rencana Diluncurkan Bulan Ini, Jokowi Buka-Bukaan Soal Mobil Esemka

SOLO - Mobil Esemka direncanakan akan meluncur pada Oktober ini. Namun peluncuran Esemka dipertanyakan sejumlah pihak, karena dilakukan jelang pemilihan presiden. Peluncuran itu dianggap sebagai upaya untuk meningkatan citra Presiden Joko Widodo yang merupakan pelopor pendorong mobil tersebut.

Presiden Joko Widodo pada Rabu (24/10), akhirnya buka-bukaan ihwal industri mobil ini. Ia mengatakan, pembuatan mobil Esemka dikerjakan oleh industri yang didirikan oleh swasta. "Itu urusan orang industri. Urusan saya urusan apa dengan produksi Esemka. Tidak ada urusan pemerintah," kata Presiden Jokowi usai menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) Ke-33 di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten, Rabu (24/10/2018).

Menurut Presiden, pada saat menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jawa Tengah, ia mendorong mobil kreasi anak-anak SMK yang dibantu oleh teknisi perusahaan besar. Pemerintah terus mendorong produk lokal, seperti mobil Esemka, untuk maju dengan uji emisi dan uji laik jalan. "Tugas pemerintah hanya itu. Setelah jadi, ya diserahkan kepada industri, mau diproduksi atau tidak produksi, ya bukan urusan kita lagi," jelas Presiden.

Kendati demikian, jika produksi mobil Esemka jadi diresmikan, ia bersedia datang karena merupakan merek dan karya anak bangsa. Pabrik mobil Esemka didirikan di Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, dan memproduksi salah satu jenis kendaraan yakni pick up. 

Perkembangan pabrik mobil Esemka diketahui sudah mendapatkan Tanda Pendaftaran Tipe dan Sertifikat Uji Tipe dari Kementerian Perhubungan. Sebelumnya, Esemka gagal meluncur karena gagal di uji kelaikan.

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo berharap Esemka yang berawal dari transfer teknologi buatan para siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Solo dapat menjadi mobil rakyat hingga nasional.

"Pembuatan mobil Esemka merupakan transfer teknologi, ketika itu, para siswa yang lulus dari SMK dilatih untuk membuat sparepart (suku cadang) untuk mobil Esemka pada 2011," kata Hadi Rudyatmo, di Solo, Rabu.

Menurut Rudyatmo dengan adanya transfer teknologi tersebut tujuan utamanya memang ingin membuat mobil nasional atau mobil rakyat yang harganya bisa terjangkau. Meskipun, Esemka harganya lebih murah, kualitasnya harus terjamin sehingga tidak kalah dengan mobil merk Jepang yang banyak beredar di Indonesia.

Pada proses alih teknologi tersebut, kata Rudyatmo, Esemka dibuat ada empat jenis yakni Esemka Rajawali, Bima dan Pikap. Pihaknya yang mempunyai ingin ada mobil nasional itu, kemudian melakukan uji emisi, suspensi dan kelaikan jalan.

"Kami pada 2011 pembuatan mobil Esemka ada spare part yang belum bisa memproduksi sendiri, antara lain ring piston dan dinamo stater. Dinamo ini, duhulu sebenarnya bisa membuat tetapi biayanya agak mahal," kata Rudyatmo.

Menurut dia, dengan transfer teknologi itulah yang sebenarnya awal dasar untuk membuat mobil nasional. Ia mengaku mengemudikan sendiri saat melakukan uji emisi ke Jakarta dan dilakukan dua kali lulus uji.

"Pada uji pertama, berat mobil Esemka mencapai satu ton. Padahal, berat mobil seharusnya sekitar 800 kg, dan akhirnya diubah berat kendaraan sesuai harapan. Jadi dianggap mobil Esemka bohong-bohongan itu, salah. Mobil itu, memang sudah dirancang untuk transfer teknologi," kata Rudyatmo.

Rudyatmo menjelaskan, salah satu cara untuk membuat mobil Esemka dengan harga murah dengan penggunaan konten lokal yang besar, dan sedikitnya harus di atas 80 persen. Harga mobil Esemka tidak akan terlalu terpengaruh dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Selain itu, lanjut dia, mobil Esemka diproduksi dengan menjalin kemitraan dengan industri komponen otomotif lokal. Misalnya, dengan industri cor logam di Batur, Kabupaten Klaten, yang membuat blok mesin dan industri knalpot di Purbalingga selama ini banyak digandeng oleh produsen otomotif dalam menyediakan onderdil dan suku cadang kendaraan.

Rudyatmo mengatakan, sekarang para siswa lulusan SMK yang home industry sudah diarahkan bisa membuat knalpot, dashboard, pengecoran blok mesin, seperti diproduksi di Batur Klaten.

Produksi Esemka tetap harus melibatkan para siswa dan lulusan SMK. Artinya, membuat Esemka melibatkan anak-anak praktik. Begitu lulus, nantinya akan bekerja di UKM atau vendor-vendor yang membuat kendaraan itu.

Namun, kata Rudyatmo, juga tidak mempermasalahkan jika produsen Esemka harus menggandeng pabrikan otomotif luar negeri dalam proses produksinya. Kerja sama dengan pabrikan besar merupakan sebuah kebutuhan, tetapi transfer teknologi tetap dapat berjalan.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon pernah mengomentari rencana produksi mobil Esemka tersebut bagian dari politik kebohongan. Ia meminta pemerintah tak lagi membohongi rakyat, terutama terkait produksi mobil Esemka ini. Sebab, ia menduga suku cadang dan peralatan onderdil mobil tersebut berasal dari luar negeri.


Berita Lainnya

Index
Galeri