Puisi-puisi Muhammad Fadhli

Sabtu, 28 Mei 2016 | 04:10:14 WIB
Ilustrasi
Senandika Untuk Sebuah Senyuman
 
 
Setetes air jatuh di atas permukaan telaga malam, denting suaranya terbang dibawa udara yang sempat bermalam di kegelisahan rembulan yang nyaris tertutup awan
 
Telaga berombak, gelombangnya berlapis mengejar tepian, hendak menghempaskan tanya pada kegelapan, atau kesunyian batin yang riuh merayapi langit kebimbangan, keheningan, kehilangan, dan kenangan
 
Niatkan saja semua pada lembaran usang atau barisan puisi malam yang tak sempat melewati senja, atau lupakan saja bila kelat purna memaki dinding kebeningan, atau malam yang terlalu kelam untuk menganyam, runyam
 
Atau sedu terlalu pilu untuk berpintu di atas batu, kita yang kalah, kita yang punah, kita yang mengalah, dan suara azan syairkan kelahiran, mimpi-mimpi entah bermakna
 
Reguk kembali sloki kemarau airmata, atau hisap saja udara menuba biar tak kelam mengukir rupa, sejarahkan pada perdu terinjak yang tak sempat menghutan, senandikan saja dalam sajak sebelum senja menawarkan malam
 
Telaga sepi, air mengering tak berdenting, kita menatap lembaran atau aksara di pelaratan situsnya, ingat selalu.
 
 
Villa Mahameru, 14 April 2016
 
 
 
Mengejar Kunang-kunang
 
Hari ke hari kita lewati, 
dari perjuangan dan harapan kita lalui, 
mungkin hasrat belumlah tunai, 
sedangkan hari akan usai
 
Rebahkanlah segala resah di lelahmu hari ini, 
semoga kau tertidur dalam dekapan impianmu, 
tersenyum indah mengajakmu berlari, 
mengejar kunang-kunang
 
Selamat tidur kelelahan, 
selamat tidur pengharapan, 
selamat tidur kekecewaan selamat tidur kehilangan
Semoga embun akan terbit kembali, 
seiring fajar harapanmu esok pagi.
 
 Villa Mahameru, 5 Maret 2016
 
 
 
Pasir Semesta
 
Ketika embun pernah berpagi di ujung ranting tunas bermentari hujan pun datang jatuh ke bumi bening lautan menggenangi fajar yang mulai berpijar
kau sirami mengepulkan asap hitam ke udara gelap mata untuk memandang dan jiwa berlisan kelam
 
Mungkin tak seterang bintang kilaunya indah hiasi malammu di langit hitam menghampar dariku pijarku yang kau padamkan
 
Di atas sana pada rasimu berjuang di bumi tertinggal kecilku pasir semesta mata tak memandang cemas meredupkan semu
 
Usah tanya akankah kejora diri telah hilang pijarnya pada kelam kau tanya sinarnya selalu menuai sengketa.
 
 
Villa Mahameru, 4 April 2016 
 
 
 
 
Terbenam di Genang Matamu
 
Hidup terukir getir di dua belah kecup, 
ruang hampa dan raungan di canda menuba,
 rasa cinta terus mengalir ke muara iba
Dekaplah kedamaian, tentramkan segala nestapa, 
pelik tak mampu tertelan, sedu sedan memanjang, 
waktu tak menentu
 
Nyanyikan lagu rindu menempuh musim lalu, 
sauh tak anjak biduk mengarungi ombaknya, 
di pantaipun tak menepi, 
riak gelombang mainkan arusnya, 
terbenam di genang matamu
 
Adalah suara kebimbangan, 
ujung riak tak terhempaskan, 
surut ke luas samuderanya, 
kicau angin meredup, 
kau pun tahu.
 
Villa Mahameru, 10 April 2016
 
 
 
Allah, Jagalah Dirinya
 
Kau tercipta dari rusuk sang Adam 
untuk didampinginya 
karena lemah dan rapuhmu 
kau terlahir untuk kulindungi
Bintang terang memancar di ufuk anganmu 
langit kelam kupenghalaunya 
kuinginkan kilau indahnya 
terbit di dua binar matamu
 
Jangan lelah kau berlari 
mengejar impian hidupmu 
ku kan selalu mengirimu 
bantu bangkit kau terjatuh
 
Lukis indah langit hidupmu 
titi pelangi tanpa ragu 
ku kan setia menunggumu 
saat kau pulang padaku
 
Lelaki bukan pasung impianmu 
Allah, jagalah dirinya.
 
 
Villa Mahameru, 18 Mei 2016
 
 
 
Muhammad Fadhli, penulis puisi yang berasal dari Padang, Sumatera Barat. Lahir di kota Padang pada tanggal 13 Oktober 1976. Selama menekuni dunia kepenyairan, ia telah menerbitkan tiga buku kumpulan puisi; Suluh Nurani (2013), Sejauh Bintang (2015) dan Bulan Menetas (2016). Ia tergabung dalam komunitas kepenulisan Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Wilayah Sumaterabarat. Selain menulis puisi ia juga menulis cerita pendek. Cerpennya yang berjudul ‘Siti Rasani’ dimuat pada edisi perdana Majalah Glosaria (Mei 2016), adalah majalah yang diterbitkan oleh Badan Kepustakaan dan Kearsipan Sumatera Barat.
 

Terkini