Duta Bahasa Riau 2018

Duta Bahasa Adalah Cermin Pemuda Peduli Bahasa Indonesia

Duta Bahasa Adalah Cermin Pemuda Peduli Bahasa Indonesia
Yeni Maulina, S.Pd selaku ketua panitia dari Balai Bahasa Provinsi Riau didampingi panitia dari Ikat

PEKANBARU – Duta Bahasa adalah reprentasi pemuda yang memiliki kepekaan terhadap bahasa. Oleh karena itu, esensi menjadi duta bahasa, yakni memiliki kepekaan untuk menggalakkan penggunaan bahasa, khususnya bahasa Indonesia.


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Balai Bahasa Provinsi Riau setiap tahunnya mengadakan pemilihan Duta Bahasa tersebut. Ajang bergengsi ini selalu ramai digandrungi oleh pemuda yang notabene adalah mahasiswa yang ada di seluruh Provinsi Riau.


Ketua Panitia Pemilihan Duta Bahasa Riau 2018, Yeni Maulina, S.Pd mengatakan, tanggal 19 Februari hingga 2 Maret 2018, peserta yang mengikuti ajang ini melalui seleksi dan pemberkasan. Dari sekian banyak pendaftar duta bahasa itu, terjaring 130 orang peserta Duta Bahasa 2018.


“Dari seleksi berkas tersebut, mereka (peserta, red) mengikuti tes wawancara,” kata Yeni kepada RiauRealita.com, Senin (9/4/2018).


Yeni juga menambahkan, tes wawancara untuk peserta Duta Bahasa 2018, Balai Bahasa melibatkan salah satu dosen psikologi Universitas Islam Riau (UIR) sebagai juri wawancara. Kemudian, peserta duta bahasa juga melalui berbagai tes, seperti tes bakat yang dimiliki tiap-tiap peserta. 


“Peserta diberi waktu 5 sampai 7 menit untuk menampilkan bakat yang dimilikinya,” kata Yeni yang juga selaku peneliti di Balai Bahasa Provisi Riau itu.


Banyak tahap-tahap yang mesti dilalui oleh peserta Duta Bahasa ini. Bakat saja tak cukup, tentu saja. Peserta juga harus melewati tes kebahasaan, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 


“Jadi, materinya ada pilihan ganda untuk bahasa Indonesia sedangkan untuk bahasa Inggris peserta diwajibkan untuk menulis,” katanya lagi.


Lebih lanjut dikatakan Yeni, dari 130 peserta akhirnya dikerucutkan menjadi 40 finalis. Empat puluh finalis ini diberi pembekalan untuk bertarung menjadi Duta Bahasa Riau 2018. Pembekalan yang diberikan Balai Bahasa kepada finalis itu berupa pembekalan kebahasaan tentang kaidah penggunaan bahasa Indonesia, tentang ejaan, tentang paragraf, dan tentang bagaimana berbicara di depan publik dan rertorika.


Tidak tanggung-tanggung, untuk pembekalan kebahasaan, Balai Bahasa melibatkan narasumber dan penyuluh yang mumpuni di bidangnya. Nama-nama seperti DR Fatmawati, Dra Sri Sabakti, Ahmad Nawari membagikan pengalaman mereka tentang bahasa Indonesia bagi penutur asing di luar negeri.


“Seperti Ahmad Nawari ini sudah mengajar di beberapa luar negeri seperti Mesir dan Australia,” kata Yeni.


Tidak sampai di situ, Balai Bahasa memberikan materi motivasi. Materi motivasi itu diberikan langsung oleh motivator yang secara sukarela memberikan ilmunya kepada 40 finalis duta bahasa tersebut. Sumbangsih ilmu juga datang dari segi estetika (kecantikan) yang melibatkan dokter kesehatan.


“Tentu kami sangat berterima kasih kepada seluruh elemen yang teribat dan sangat berperan menyukseskan malam puncak pemilihan duta bahasa Riau 2018 ini. Dan tentu saja, Duta bahasa adalah cermin pemuda peduli bahasa Indonesia,” kata Yeni mengakhiri wawancara. 

Sebagai tambahan informasi, Amrihan dan Syafariah Rizka terpilih sebagai Duta Bahasa Riau 2018. Kedua pasangan Duta Bahasa Riau tersebut berhak mewakili Riau di tingkat Nasional. 

 

Laporan: Anju Mahendra
 


Berita Lainnya

Index
Galeri