Diskusi Seni

Hasan Junus Adalah Sosok yang Serius dan Detail

Hasan Junus Adalah Sosok yang Serius dan Detail
Ketua Rumah Kreatif Suku Seni Riau, Marhalim Zaini memberikan piagam penghargaan kepada SPN Zuarman

PEKANBARU - "Kata-kata lisan itu bisa terbang hilang melayang, mudah dilupakan, sebaliknya apa yang ditulis akan tetap tinggal."

Demikianlah Hasan Junus pernah berkata semasa hidup. Meski kini sudah enam tahun ia meninggalkan kita, nasihat bahkan semangatnya masih menjadi cemeti bagi penulis, sastrawan yang terus bergelora melahirkan karya-karya dengan tujuan sederhana, yaitu untuk dikenang.

Agaknya, tak berlebihan jika setiap tahun para sastrawan, di Riau khususnya, membikin semacam kegiatan untuk mengenang mendiang Hasan Junus (HJ). Semisal yang dilakukan oleh Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK-SSR), Senin (2/4/2018) lalu.

Upaya RK-SSR untuk mengadakan haul HJ adalah sebuah upaya menengok kembali ke belakang tentang bagaimana seorang HJ secara personal dan terus menulis hingga akhir hayat.

Oleh karena itu pula, SPN Zuarman Ahmad dipercaya oleh RK-SSR menjadi narasumber dalam haul HJ itu. Sebab, Zuarman memiliki hubungan yang sangat dekat secara "emosi" dan pengalaman dengan HJ.

Dalam haul HJ itu, Zuarman menceritakan bagaimana sosok HJ. Menurut Zuarman, HJ adalah orang yang tunak berkesenian terutama dalam bidang kepenulisan sastra.

"Beliau orang yang sangat berterus terang, serius dan detail," kenang Zuarman.

Selain itu, Zuarman juga mengatakan, banyak yang telah ditinggalkan beliau melalui karya tulis, seperti Burung Tiung Seri Gading yang bahkan dijadikan kajian akedemis.

Mengenang HJ berarti juga mengingatkan kita tentang kegigihannya dalam membesarkan budaya Melayu. Maka, di mata seorang Marhalim Zaini, HJ adalah seorang yang sangat kritis tehadap sesuatu.

"Meski ia terlahir sebagai bangsawan, tapi ia sosok yang sangat proletar," kata Marhalim.

Dari haul HJ yang berjalan cukup serius itu, lahir beberapa gagasan untuk menerbitkan ulang karya-karya HJ. Sebab, untuk mendapatkan karya HJ dirasa agak sukar. Hal itu muncul akibat minimnya pengetahuan generasi muda tentang sastrawan Riau seperti HJ, BM. Syam, Edi Ruslan, PE Amanriza, dan sebagainya.

Cita-cita untuk mengenang HJ tidak hanya pada batas menerbitkan ulang karya-karyanya saja, tetapi juga bagaimana setiapa tahunnya ada semacam membikin pementasan teater dari karya HJ atau semacam festival kesenian untuk mengenang HJ dengan tujuan supaya HJ juga dikenal oleh generasi muda bahwa di Riau ada sastrawan besar yang telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk tunak menulis.


Pantauan RiauRealita.com, haul HJ yang ditaja oleh RK-SSR itu dihadiri oleh Hary B Koriun, Furqon Elwe, Norham Abdul Wahab, Herlela Ningsih, Romi Zarman, Alvi Puspita, Jumadi Zanu Rois, dan teman-teman komunitas Malam Puisi Pekanbaru.

 

Laporan: Anju Mahendra


Berita Lainnya

Index
Galeri