SIAK - Sudah setahun perekaman e-KTP, Anton (20) warga Sabak Auh belum mengantongi e-KTP. Beberapa kali ia datang ke kantor Disdukcapil Siak menanyakan e-KTP miliknya, petugas Disdukcapil selalu mengatakan belum ada atau blangko kosong.
"Berkali-kali saya tanyakan jawaban mereka begitu-begitu saja. Jadi sampai kapan saya juga tidak tahu," kata dia, Minggu (5/11/2017).
Selain itu, Anton juga tidak mendapatkan surat tanda sudah perekaman. Sehingga dia tidak bisa bepergian menggunakan pesawat terbang atau urusan lain yang memerlukan sarat utama, yakni KTP.
Lebih memprihatinkannya, niat Anton untuk sekadar kredit smartphone juga terhenti. Karena pihak pemberi kredit menyaratkan foto kopi KTP dan KK.
"Saya hanya punya Hp biasa. Saya butuh android, dan itu hanya bisa saya miliki apabila saya membelinya dengan cara kredit. Saat petugas dari perusahaan pemberi kredit mewawancarai saya, mereka tak berani melanjutkan proses karena alasan KTP," kata dia.
Anton juga mengaku, android merupakan kebutuhan saat ini. Sedangkan teman-temannya sudah memiliki sementara dia belum sama sekali. "Kalau beli cash pakai apa, gaji saya juga terbatas. Makanya saya pengen kredit aja, tapi KTP menjadi sarat utama," kata dia.
Tidak hanya Anton, ratusan bahwa ribuan masarakat Siak belum mendapatkan e-KTP saat ini.
Seperti dialami Dini, warga Bungaraya. Ia sudah merekam data sejak tahun lalu, namun belum mendapatkan e-KTP. "Saya memang di rumah aja, nanti kalo saya melamar pekerjaan pastilah butuh KTP. Sedangkan saya belum punya," kata dia.
Baik Anton maupun Dini, berharap bisa mendapatkan e KTP sesegera mungkin. Bahkan dia mengusulkan agar petugas Disdukcapil memberlakukan nomor antre bagi yang menunggu. "Jangan karena ada unsur kedekatan lalu didahulukan yang lain. Harusnya dahulunya yang lebih dahulu perekaman," tambah Dini.
Sumber: Tribunpekanbaru
