Pusat Studi Masyarakat ASEAN Universitas Riau Bahas Konflik Rohingya

Pusat Studi Masyarakat ASEAN Universitas Riau Bahas Konflik Rohingya
Narasumber Pusat Studi Masyarakat ASEAN Universitas Riau melakukan foto bersama (foto: Rinaldi)

PEKANBARU - Krisis kemanusian yang terjadi pada masyarakat Myanmar menjadi sebuah konflik yang mampu mengambil simpati masyarakat dunia bahkan bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam. 


Menanggapi isu tersebut,  Pusat Studi Masyarakat ASEAN Universitas Riau menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengenai Indonesia dan ASEAN di tengah pusaran krisis kemanusian di Rohingya. Selain membahas fenomena dan menganalisis solusi dari krisis kemanusian yang terjadi di Negara Tanah Emas tersebut. Narasumber Dr. Muhammad Saeri, M.Hum menyebut bahwa yang terjadi di Rohingya merupakan konflik identitas.


“Konflik yang terjadi di Myanmar tidak bisa dikatakan sebagai konflik agama. Saya menamakan ini adalah konflik identitas, yaitu konflik horizontal yang ditumpangi oleh kepentingan struktural. Identitas hanya dijadikan sebagai pemicu, tetapi sangat penting,” kata Saeri saat diwawancara Riaurealita.com, Kamis (28/9/2017) lalu.


Saeri mengatakan, konflik yang terjadi di Myanmar tidak ubahnya dengan konflik yang terjadi di Irlandia Utara. Sebab pada prinsipnya adalah konflik ekonomi. Penguasaan lahan ekonomi oleh Inggris terhadap Irlandia Utara. 


Oleh karena itu, untuk membangkitkan emosi perlawanan digunakan sebuah identitas bahwa itu merupakan konflik agama antara Katholik dan Protestan. Layaknya di Myanmar, ada kepentingan politik di Myanmar yang terancam akibat adanya pertumbuhan komunitas atau pertumbuhan demografis dari masyarakat muslim Rohingya yang secara identitas berbeda.


Dengan kata lain, agama dijadikan pemicu dari konflik tersebut sekaligus dijadikan pemersatu emosi untuk melakukan gerakan perlawanan. Namun bukan sebagai sumber konflik.


“Walaupun sebetulnya ada substansi disana, tetapi kepentingan politik lebih kuat tampaknya,” katanya. 


Kegiatan ini diselenggarakan di LPPM UR dihadiri oleh pihak Akademis, Mahasiswa, dan juga Aksi Cepat Tanggap untuk Rohingya. Kegiatan Forum Group Discussion(FGD) ini merupakan salah satu agenda rutin dari Pusat Studi Masyarakat ASEAN UR. 

 

Penulis: Rinaldi

Editor: Anju Mahendra
 


Berita Lainnya

Index
Galeri