37 Tahun Beku, Trump Akhirnya Cairkan Hubungan AS dengan Taiwan

37 Tahun Beku, Trump Akhirnya Cairkan Hubungan AS dengan Taiwan
Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen.
WASHINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, akhirnya mencairkan hubungan yang beku dengan Taiwan selama 37 tahun setelah menerima telepon Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.  
 
Tsai menyatakan ucapan selamat kepada Trump atas kemenangannya dalam pemilihan presiden pada 8 November lalu. Trump membalasnya dengan mengucapkan selamat atas terpilihnya Tsai sebagai Presiden Taiwan pada Januari lalu. 
 
Trump kemudian mencuit pembicaraan telepon dia dengan Tsai melalui akun Twitter-nya pada Jumat, 2 Desember 2016, seperti dikutip dari BBC.
 
"Selama diskusi, mereka sepakat untuk mempererat hubungan ekonomi, politik, dan keamanan antara Taiwand dan Amerika Serikat," ujar pernyataan dari kantor Trump tentang isi pembicaraan telepon Trump-Tsai.
 
Pernyataan juga datang dari kantor kepresidenan Taiwan yang menjelaskan Tsai dan Trump saling bertukar pendapat, membahas penguatan interaksi bilateral, dan membangun kerja sama yang lebih erat di antara keduanya. 
 
Sikap Trump yang membangun komunikasi dengan Taiwan menimbulkan reaksi Cina. Menurut Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, percakapan telepon Tsai dengan Trump dikatakan sebagai trik murahan oleh Taiwan. 
 
Amerika memutuskan hubungan dengan Taiwan pada 1979 sebagai bentuk pengakuan Satu Cina. Sejak itu tidak ada pembicaraan langsung Presiden Amerika dengan Taiwan. Penyebab Amerika putuskan hubungan dengan Taiwan adalah untuk mengakui kedaulatan Cina terhadap Taiwan. Cina hingga saat ini tidak mengakui kemerdekaan Taiwan. Meski begitu, Amerika tetap membangun pertemanan secara tak resmi dengan Taipei.
 
Menanggapi respons tak sedap atas pembicaraan teleponnya dengan Tsai, juru bicara Gedung Putih menjelaskan, Trump dengan sepenuhnya mengerti kebijakan Amerika terhadap Taiwan. Dan percakapan telepon itu bukan sinyal kebijakan pemerintah Amerika berubah terhadap Taiwan dan Cina. (max/tmp/bbc/cna)


Berita Lainnya

Index
Galeri