Opini

Tingkatkan Pemahaman tentang Komunikasi Pembangunan

Tingkatkan Pemahaman tentang Komunikasi Pembangunan
Shela Kusumaningtyas. (Foto: Istimewa)
Oleh: Shela Kusumaningtyas
 
KETIKA sebuah wilayah memasuki era di mana banyak lahir perintis sebuah gerakan perubahan dan turut menyebarkan perubahan itu, maka wilayah tersebut tengah mengembangkan diri dalam usaha pembangunan. Pihak-pihak yang terlibat sebagai perintis itu disebut agen perubahan. Proses perubahan sosial untuk menaikan derajat kualitas hidup seluruh masyarakat tanpa menghancurkan alam dan budaya yang ada di sekitar serta memberikan ruang partisipasi kepada masyarakat untuk aktif mengarahkan merupakan definisi pembangunan yang dikatakan Dissayanake (1981). 
 
Duncan dan Zaltman memberikan tiga standar minimal bagi mereka yang ingin digolongkan sebagai agen perubahan. Pertama, memenuhi kuaifikasi teknis yang ditetapkan. Kedua, kemampuan administratif yang dimiliki cukup memadai. Terakhir, menguasai cara-cara untuk menjalin hubungan antar pribadi. Bagi Roger dan Shoemaker, agen perubahan itu mampu mengaitkan komunikasi yang berlangsung di berbagai sistem sosial. Katalisator, pemecah masalah, penyambung, dan pembantu proses perubahan merupakan tugas-tugas yang diemban agen perubahan. Peran-peran itu kemudian dipisahkan berdasarkan visibilitas. Peran yang terjalin antara agen perubahan dengan klien yang dilakukan secara sadar dan penuh persiapan adalah jenis peran manifes. Sedangkan peran laten akan tampak tatkala arus bawah sudah mulai mengirimkan sinyal kepada agen untuk bergerak. 
 
Komunikasi dan pembangunan mempengaruhi satu sama lain. Keduanya mempertemukan masyarakat pada sebuah titik perubahan. Para ahli memperbincangkan bahwa komunikasi memegang peranan sentral dalam pembangunan. Everett M. Rogers (1985) mengungkapkan, pembangunan sebagai proses peralihan sistem sosial dan ekonomi yang disepakati bersama. Perubahan itu mendorong kepada terciptanya arus yang baik. Sedangkan komunikasi membawa pengertian sebagai landasan menjalankan perubahan sosial. Komunikasi yang dilakukan diminta mengerti arah perubahan yang tercipta. Gerak pembangunan harus bisa ditangkap komunikasi. 
 
Fokus dari pembangunan ialah keserasian yang terjahit sempurna antara proses kemajuan lahiriah dan batiniah. Komunikasi telah membahas hal itu dalam penjabaran mengenai proses penyampaian pesan yang merangsang orang lain menggeser sikap, pendapat, dan perilaku mereka. Dari hal tersebut dapat dipetik sekurangnya tiga komponen pembangunan, yakni komunikatr pembangunan yang berasal dari aparat pemerintah atau masyarakat, pesan pembangunan yang mengandung ide untuk melaksanakan program, dan komunikan pembangunan yang menjadi target pembangunan seperti masyarakat desa dan kota. Pembangunan yang dijalankan di Indonesia membawa misi untuk juga membangunan manusia Indonesia seutuhnya. Sifat pragmatik secara tegas dijunjung agar inovasi bagi masa kini dan masa depan mudah terlaksana. 
 
Komunikasi mengendalikan sikap dan perilaku manusia Indonesia yang bertindak sebagai pelaku penting pembangunan, sebagai subjek atau objek. Kenyataan yang melanda saat ini adalah masyarakat seringkali gagap terhadap perubahan. Sehingga dibutuhkan komunikasi untuk menaikkan aspirasi yang mendorong masyarakat turun tangan. Kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap norma dan harmonisasi saat masa transisi juga terpecahkan jika masyarakat melakukan komunikasi. Kecenderungan masyarakat berpartisipasi membuat keputusan terwujud karena adanya komunikasi. Komunikasi menyadarkan masyarakat tentang keberadaan mereka. Masyarakat diberi pengetahuan bahwa mereka dianggap penting oleh negara, sehingga mereka mau terjun ke dalam kegiatan politik. Memupuk rasa kebangsaan untuk mempertahankan kearifan lokal juga terbantu adanya komunikasi. Perencanaan dan penerapan program pembangunan masyarakat dapat tersalurkan berkat perantara komunikasi. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi proses yang berlangsung sendiri.Struktur kekuasaan pada masyarakat tradisional berganti karena komunikasi menyebarkan pengetahuan massa. Masyarakat menyerap informasi bahwa mereka juga boleh menunjukkan andil mereka di masyarakat. Dengan demikian, para pemimpin lebih membuka diri.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri