Ultah ke-90, Fidel Castro Ungkap Hendak Dibunuh AS 600 Kali, Begini Ceritanya

Ultah ke-90, Fidel Castro Ungkap Hendak Dibunuh AS 600 Kali, Begini Ceritanya
Fidel Castro
HAVANA - Mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, merayakan ulang tahun (ultah) ke-90. Di usianya yang sudah uzur, Fidel Castro mengungkap bahwa Amerika Serikat (AS) mencoba untuk membunuhnya lebih dari 600 kali.
 
Percobaan pembunuhan sebanyak itu diungkap Fidel Castro berdasarkan catatan badan intelijen Kuba. Dari lebih 600 kali percobaan pembunuhan, beberapa di antaranya percobaan dengan menaruh racun di cerutu Fidel Castro dan pecobaan dengan bahan peledak.
 
”Saya hampir tertawa (dengan) rencana Machiavellian dari Presiden AS,” tulis Fidel Castro dalam sebuah surat panjang di media Pemerintah Kuba. Machiavellian adalah sebutan untuk kelompok yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
 
Dalam surat itu, Fidel Castro mengirim salam untuk rakyat Kuba yang menyambut ulang tahunnya yang ke-90. Via surat itu pula, Fidel Castro kembali mengkritik keras Presiden AS Barack Obama.
 
“Terima kasih yang terdalam untuk demonstrasi hormat, salam dan pujian yang saya terima dalam beberapa hari terakhir, yang memberi saya kekuatan untuk membalas dengan ide-ide yang akan saya kirim ke militan partai dan organisasi terkait,” tulis Fidel Castro.
 
Kuba saat ini dipimpin adik Fidel Castro, yakni Raul Castro. Di bawah kepemimpinan Raul, Kuba justru berdamai dengan musuh bebuyutannya, AS. Meski kedua negara sudah berdamai, Fidel Castro tetap tidak sudai mempercayai AS.
 
Fidel Castro pernah marah ketika Obama yang melakukan kunjungan bersejarah ke Havana Maret lalu menyerukan rakyat Kuba untuk melihat ke masa depan. 
 
Fidel Castro juga mengkritik Obama karena tidak meminta maaf kepada rakyat Jepang selama perjalanan ke Hiroshima pada bulan Mei. Menurut Fidel Castro, pengeboman di Nagasaki dan Hiroshima adalah tindakan kriminal AS.
 
Selama 48 tahun berkuasa, Fidel Castro menentang 10 Presiden AS untuk periode kekuasaan yang berbeda.
 
Castro pensiun dari politik Kuba pada tahun 2006 karena sakit. Dia secara resmi menyerahkan kursi kepresidenan kepada adiknya Raul Casto pada tahun 2008.
 
“Tapi Fidel Castro terus mengerahkan pengaruh tidak langsung melalui tokoh tertentu dalam rezim yang tidak nyaman dengan reformasi yang telah dibuat Raul,” kata Kevin Casas-Zamora, seorang ilmuwan politik di Universitas Oxford, seperti dikutip news.com.au, Minggu (14/8/2016). (max/snc)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri