PEKANBARU - Menjelang pelaksanaan Festival Pacu Jalur 2025 pada 20-24 Agustus mendatang, berbagai pihak menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di sekitar arena pacu. Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), dan Polda Riau sepakat untuk menindak tegas aktivitas tambang ilegal yang berpotensi merusak kawasan tersebut.
Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, menyatakan bahwa Festival Pacu Jalur tahun ini menjadi perhatian internasional. Selain dihadiri oleh Wakil Presiden RI, sejumlah komunitas luar negeri dan Youtuber dengan jutaan pengikut juga akan meliput langsung kegiatan budaya tahunan tersebut.
"Jika mereka mempublikasikan event ini, dunia akan melihat Kuansing. Karena itu, kawasan pacu jalur harus bersih dan steril. Isu lingkungan adalah perhatian utama dunia internasional," ujar Irjen Herry dalam konferensi pers, Rabu (30/7/2025).
Irjen Herry menegaskan bahwa penataan kawasan tidak hanya dilakukan secara sementara menjelang festival, tetapi akan terus berlanjut demi pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
“Di lokasi itu ada Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang harus dikelola dengan baik. Masyarakat boleh memanfaatkan alam, tapi harus sesuai aturan dan tidak merusak lingkungan,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Polda Riau meluncurkan Operasi Petik Mandiri Kewilayahan yang mulai digelar hari ini. Operasi ini melibatkan jajaran Wakapolda dan pejabat utama, serta bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Operasi tersebut memiliki tiga tujuan utama: menjamin keamanan selama festival, menjaga kejernihan air sungai tempat perlombaan, serta menegakkan hukum terhadap praktik pertambangan ilegal di luar kawasan WPR.
Pendekatan penanganan dilakukan secara kolaboratif, tidak hanya oleh Polda Riau dan Pemkab Kuansing, tetapi juga melibatkan wilayah tetangga seperti Sumatera Barat dan Kabupaten Dharmasraya yang berbagi aliran sungai yang sama.
“Festival Pacu Jalur bukan sekadar perhelatan budaya, melainkan momen untuk menunjukkan wajah baru Kuansing. Transformasi ini dimulai dari kecintaan terhadap lingkungan hidup,” kata Irjen Herry.
Ia menutup dengan harapan agar Festival Pacu Jalur menjadi simbol perubahan dan kebanggaan bagi masyarakat Kuansing di mata dunia.

